> >

Tradisi Khas TNI Angkatan Laut

100 hari keliling indonesia | 19 Desember 2022, 21:25 WIB

KOMPASTV - Tak terasa pelayaran telah memasuki minggu kedua dari perjalanan 91 hari. Trio jurnalis Kompas TV semakin akrab dengan para taruna dan punggawa KRI Bima Suci yang menerima mereka seperti keluarga sendiri. 

Sejak berlayar pada 18 juli 2022 lalu KRI Bima Suci belum bersolek alias belum dicuci! Selagi cuaca cerah, angin, dan gelombang laut tenang jadi waktu yang pas untuk membersihkan kapal atau nyopen. Kegiatan nyopen dilakukan oleh 102 Taruna TNI Akademi Angkatan Laut dan seluruh awak kapal. Menjaga kapal bersih dan rapih menunjukkan seluruh awak kapal menjunjung tinggi kehormatan KRI Bima Suci. 

Peraturan dinas dalam harian atau PDDH memastikan seluruh golongan kepangkatan menjalani tugasnya secara tepat. Salah satu tugas wajibnya adalah menjaga Tradisi Khas TNI AL. Dalam episode ini Jurnalis Kompas TV bertanya langsung kepada Perwira Pelaksana dan Bintara Utama tentang tradisi pemakaian peluit dan lonceng. Peluit digunakan pada waktu tertentu dan bunyi yang khas dengan tujuan untuk memberi isyarat, penghormatan, dan peringatan. Lalu ada lonceng yang biasa digunakan untuk pergantian jam di atas kapal. 

Dari Singapura KRI Bima Suci menuju kota Kinabalu, Malaysia. Pelayaran menghabiskan waktu selama 5 hari dan di tengah perjalanan KRI Bima Suci bertemu dengan Kapal perang penjaga laut Natuna, KRI Imam Bonjol-383. Seluruh awak menjalani tradisi khas TNI AL yaitu memberi penghormatan kapal passing exercise. Tradisi khas TNI AL telah dipelihara dan dilestarikan selama puluhan tahun agar kedisiplin, susunan hirarki, dan kehormatan militer atau yang disebut sebagai Trisila TNI AL terus menjadi nilai-nilai kehidupan matra TNI Angkatan Laut.

 

#91HariBimaSuci #KartikaJalaKrida #TarunaAL #AkademiAL #DokumenterKompasTV #JalasvevaJayamahe

Penulis : Krisna-Aditomo

Sumber : Kompas TV


TERBARU