> >

Amerika Serikat Peringatkan China Atas Serangan Terhadap Kapal Filipina di Laut China Selatan

Kompas dunia | 19 November 2021, 20:43 WIB
Kapal penjaga pantai China yang bersliweran di Laut China Selatan. Amerika Serikat hari Jumat (19/11/2021) menuduh China melakukan eskalasi terhadap Filipina dan memperingatkan serangan bersenjata terhadap Filipina akan mengundang tanggapan Amerika Serikat setelah insiden antara kapal Filipina dan kapal China  (Sumber: Straits Times)

ABUJA, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) hari Jumat (19/11/2021) menuduh China melakukan eskalasi terhadap Filipina dan memperingatkan serangan bersenjata terhadap Filipina akan mengundang tanggapan Amerika Serikat setelah insiden antara kapal Filipina dan kapal China di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan. 

"Amerika Serikat berdiri bersama sekutu kami, Filipina, dalam menghadapi eskalasi yang secara langsung mengancam perdamaian dan stabilitas regional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price di Abuja, tempat Menteri Luar Negeri Antony Blinken berkunjung seperti dilansir Straits Times, Jumat (19/11). 

Tindakan itu "meningkatkan ketegangan regional, melanggar kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan sebagaimana dijamin di bawah hukum internasional dan merusak tatanan internasional berbasis aturan".

Ned Price memperingatkan "serangan bersenjata terhadap kapal umum Filipina" akan mengacu pada perjanjian AS-Filipina 1951 di mana Washington wajib membela sekutunya.

Baca Juga: Filipina Serang China, Kutuk Tembakan Meriam Air di Laut China Selatan

Amerika Serikat hari Jumat (19/11/2021) menuduh China melakukan eskalasi terhadap Filipina dan memperingatkan serangan bersenjata terhadap Filipina akan mengundang tanggapan Amerika Serikat setelah insiden antara kapal Filipina dan kapal China. (Sumber: AP Photo/Aaron Favila)

Filipina mengatakan Penjaga Pantai China pada hari Selasa menembakkan meriam air ke kapal yang mengirimkan pasokan ke marinir Filipina, memaksa mereka untuk menghentikan misi mereka.

Insiden itu terjadi ketika kapal Filipina sedang melakukan perjalanan ke Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly, salah satu dari serangkaian daerah yang diperebutkan di Laut Cina Selatan.

Filipina sebelumnya menyuarakan "kemarahan, kecaman dan protes".

China membela tindakannya, mengatakan mereka bertindak untuk "menjaga kedaulatan China" karena Filipina tidak melakukan kontak dengan gerakan mereka.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Straits Times via AFP


TERBARU