> >

Krisis Makin Runyam, Rusia Umumkan Keluar dari Majelis Eropa atau Council of Europe

Krisis rusia ukraina | 10 Maret 2022, 16:19 WIB
Rusia hari Kamis, (10/3/2022) menyatakan keluar dari Majelis Eropa atau Council of Europe, menyatakan tidak mau berpartisipasi dalam transformasi Dewan Eropa menjadi platform narsisme Barat, kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan RIA Novosti, Kamis, (10/3/2022). (Sumber: Council of Europe)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia hari Kamis, (10/3/2022) menyatakan keluar dari Majelis Eropa atau Council of Europe, menyatakan tidak mau berpartisipasi dalam transformasi Dewan Eropa menjadi platform narsisme Barat, kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan RIA Novosti, Kamis, (10/3/2022).

"Rusia tidak akan ikut-ikut di dalam transformasi yang dilakukan NATO dan Uni Eropa terhadap Majelis Eropa sebagai organisasi tertua di Eropa, konon lagi mengikuti mereka dengan patuh, menjadi platform layaknya pusat pemujaan superioritas dan narsisme Barat. Biar saja mereka menikmati percakapan antara mereka sendiri tanpa Rusia," kata pernyataan pers Kemenlu Rusia.

Majelis Eropa, atau Council of Europe CoE adalah organisasi internasional yang tujuan resminya adalah menegakkan hak asasi manusia, demokrasi, dan aturan hukum di Eropa. Majelis Eropa didirikan tahun 1949 dan kini memiliki 47 negara anggota.

Negara-negara yang tidak bersahabat menyalahgunakan mayoritas di Komite Menteri Majelis Eropa (CMCE), melanjutkan garis penghancuran organisasi dan seluruh ruang kemanusiaan dan hukum di bagian dunia ini, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia.

Baca Juga: Kurang Dibantu NATO, Zelensky Peringatkan Eropa: Setelah Kami, Rusia akan Mendatangimu

Rusia hari Kamis, (10/3/2022) menyatakan keluar dari Majelis Eropa atau Council of Europe, menyatakan tidak mau berpartisipasi dalam transformasi Dewan Eropa menjadi platform narsisme Barat. (Sumber: Anadolu)

"Jalannya peristiwa kemudian menjadi tidak dapat diubah. Rusia tidak berminat meladeni tindak subversif yang dilakukan secara kolektif oleh Barat yang memberlakukan "tatanan berbasis aturan", menggantikan hukum internasional yang diinjak-injak Amerika Serikat dan negara-negara satelitnya," kata pernyataan itu.

Rusia bergabung dengan Majelis Eropa pada musim dingin tahun 1996, dan sejak itu Rusia memberlakukan moratorium hukuman mati. Dua tahun kemudian, Moskow meratifikasi Konvensi Eropa untuk Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan, menegaskan kembali komitmennya pada prinsip-prinsip humanisme dan demokrasi.

Beberapa kali Rusia kehilangan hak untuk memilih di Majelis Parlemen Dewan Eropa, terlepas dari kenyataan bahwa Rusia adalah salah satu dari lima sponsor terbesar organisasi tersebut.

Setelah dimulainya operasi khusus di Ukraina, Majelis Eropa menangguhkan keanggotaan Moskow.

Seperti yang dikatakan Senator Konstantin Kosachev kepada RIA Novosti, penarikan dari Majelis Eropa melibatkan penolakan simultan dari piagam dan konvensi tentang hak asasi manusia.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/RIA Novosti


TERBARU