> >

PM Jepang Kritik Retorika Nuklir Rusia: Penggunaan Senjata Nuklir Itu Tindak Memusuhi Umat Manusia

Krisis rusia ukraina | 22 Oktober 2022, 20:15 WIB
Ilustrasi. PM Jepang Fumio Kishida (kanan) dan PM Australia Anthony Albanese menggendong koala di Kings Park, Perth, Australia, Sabtu (22/10/2022). Kishida mengkritik pemerintah Rusia yang beberapa kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir dalam perangnya di Ukraina. (Sumber: Stefan Gosatti/Pool Getty via AP)

PERTH, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengkritik pemerintah Rusia yang beberapa kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir dalam perangnya di Ukraina. Kishida menegaskan bahwa ancaman-ancaman nuklir Rusia itu tidak bisa diterima.

Hal tersebut disampaikan Kishida saat mengunjungi Australia dan bertemu Perdana Menteri Anthony Albanese di Perth, Sabtu (22/10/2022). PM Jepang itu mengunjungi Australia untuk pertemuan bilateral tahunan yang salah satunya membahas kerja sama keamanan kedua negara.

"Tindakan Rusia mengancam menggunakan senjata nuklir adalah ancaman serius bagi keamanan dan perdamaian komunitas internasional dan benar-benar tidak bisa diterima," kata Kishida dikutip Associated Press.

Baca Juga: Ngeri, Rusia Tegaskan 4 Wilayah Ukraina yang Dicaplok Ada Dalam Payung Perlindungan Nuklir Rusia

Politikus 65 tahun itu menegaskan, senjata nuklir tidak boleh digunakan dalam situasi apa pun. 

"Sejarah 77 tahun sejak bom atom Hiroshima dan Nagasaki, yang mana senjata nuklir tak pernah digunakan lagi, tidak boleh berakhir. Apabila senjata nuklir digunakan, itu akan menjadi tindak permusuhan lawan umat manusia," kata Kishida.

"Saya sekali lagi menegaskan bahwa komunitas internasional tidak akan membiarkan tindakan seperti itu terjadi," pungkasnya.

Jepang sendiri merupakan satu-satunya negara di dunia yang pernah dibom nuklir. Tokyo berulangkali menyampaikan kekhawatiran atas retorika nuklir Rusia seiring perang yang memanas di Ukraina.

Baca Juga: Dunia Bising soal Senjata Nuklir Taktis, Senjata Model Apa Itu? Ini Penjelasannya

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU