> >

Usai Insiden Laser Kapal China, Filipina Pertimbangkan Patroli Gabungan dengan AS-Australia di LCS

Kompas dunia | 22 Februari 2023, 20:14 WIB
Ilustrasi. Anggota kru memberi isyarat kepada jet tempur Super Hornet F/A-18E yang bersiap lepas landas untuk penerbangan rutin di atas kapal induk USS Nimitz milik AS di Laut China Selatan, 27 Januari 2023. Filipina dilaporkan berunding dengan Amerika Serikat (AS) dan Australia mengenai kemungkinan patroli gabungan di Laut China Selatan. Rencana tersebut dikonfirmasi oleh pejabat militer di ketiga negara, Rabu (22/2/2023). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

MANILA, KOMPAS.TV- Filipina dilaporkan berunding dengan Amerika Serikat (AS) dan Australia mengenai kemungkinan patroli gabungan di Laut China Selatan. Rencana tersebut dikonfirmasi oleh pejabat militer di ketiga negara, Rabu (22/2/2023).

Rencana patroli gabungan ini digodok seiring meningkatnya aksi-aksi agresif Angkatan Laut China di Laut China Selatan. Beijing mengklaim keseluruhan perairan tersebut dan berselisih dengan berbagai negara Asia Tenggara, termasuk Filipina dan Indonesia.

Belakangan ini, Manila berang dengan Beijing usai kapal Penjaga Pantai China melaser kapal patroli Filipina dengan laser kelas militer. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. memanggil Duta Besar China dan mengirim nota protes ke Beijing.

Baca Juga: Kawasan Utara Indonesia Berpotensi Bergejolak Usai Filipina Izinkan Militer AS di 4 Pangkalan

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dilaporkan menelepon Menteri Pertahanan Filipina Carlito Galvez Jr. untuk menekankan dukungan Washington dan komitmen melindungi sekutu tertuanya di Asia.

"Kedua pemimpin (menhan AS dan Filipina) membicarakan proposal untuk memperdalam kerja sama operasional dan meningkatkan irisan keamanan Amerika Serikat dan Filipina, termasuk kebijakan terkini untuk melanjutkan aktivitas maritim gabungan di Laut China Selatan," demikian bunyi laporan yang disediakan sekretaris pers Pentagon, Brigjen Pat Ryder dikutip Associated Press.

Di lain sisi, Galvez Jr. dilaporkan mengunjungi Menteri Pertahanan Australia Richard Marles, Rabu (22/2). Ia mengaku membicarakan kemungkinan patroli gabungan Filipina-Australia di Laut China Selatan.

"Kami hari ini membicarakan kemungkinan mengeksplorasi patroli gabungan," kata Marles.

Galvez menyebut pasukan Filipina dan Australia pernah menggelar patroli gabungan untuk menanggulangi ancaman terorisme. Galvez menyebut kedua negara bisa melakukannya lagi di tengah ancaman China.

Baca Juga: Pesawat Latih Militer Filipina Jatuh Tewaskan Dua Orang, Pesawat Pribadi Berpenumpang 6 Orang Hilang

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto

Sumber : Associated Press


TERBARU