> >

Soal Temuan Baru Mutasi Virus Corona di Indonesia, Ini Penjelasannya

Sapa indonesia | 4 September 2020, 22:00 WIB

KOMPAS.TV - Pakar dan Peneliti Biologi Molekular Universitas Airlangga Surabaya Jawa Timur mengumumkan temuan mutasi terbaru virus corona yang disebut D614G.

Temuan ini memicu kekhawatiran lebih tinggi karena disebut jauh lebih menular.

Namun, Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Amin Soebandrio, menyebut belum ada bukti kuat kecepatan penularan mutasi virus ini.

Selain mutasi D614G, 2 September lalu, Pakar Biologi Molekular Unair, Ni Nyoman Tri Puspaningsih juga menyebut temuan Mutasi Q 677 H pertama di Indonesia. Jenis mutasi ini  berkembang pesat di 24 negara.

Tim peneliti Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM juga melaporkan temuan mutasi G 614 G, Gunadi, Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM menyebut temuan mutasi ini terdeteksi di Jogjakarta dan Jawa Tengah

Ancaman mutasi virus corona D614G langsung dikonfirmasi Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro ke Pusat Data Influensa Global - Gisaid.

Hasilnya bukti pendukung penularan mutasi D614G lebih berbahaya belum dapat dibuktikan dari analisis yang ada.

Lonjakan kasus covid 19 tertinggi terus meningkat selama lebih 6 bulan kasus pertama covid 19 diumumkan pertama kali di Indonesia.

Peningkatan kedisiplinan protokol kesehatan, masih menjadi satu-satunya langkah pencegahan sebelum hadirnya vaksin covid 19.

Sejauh mana temuan para peneliti, dan bagaimana dampak mutasi baru virus corona terhadap keselamatan pasien ini?

Kita ulas bersama Pakar Biologi Molekular Unair, Profesor Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Profesor Amin Soebandrio, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra 

Penulis : Anjani-Nur-Permatasari

Sumber : Kompas TV


TERBARU