> >

Ini Penjelasan Psikolog Forensik Soal Maraknya Kasus Kriminal

Sapa indonesia | 13 Desember 2020, 12:40 WIB

KOMPAS.TV - Seminggu terkahir, sejumlah aksi kriminalitas menyita perhatian publik. Di antaranya di Bekasi Jawa Barat. 

Tim Gabungan Polres Metro Bekasi Kota dan Polda Metro Jaya,  menangkap terduga pelaku mutilasi di Kayuringin, Bekasi. Pelaku diketahui masih berusia 17 tahun dan merupakan teman dekat korban.

Polisi menangkap pelaku yang merupakan warga Kampung Pulo Gede, Jakasampurna, pada rabu dini hari. Diduga pelaku memutilasi korban seorang diri di rumahnya.

Penangkapan ini mengejutkan warga sekitar karena lokasi pembuangan potongan tubuh juga tak jauh dari rumah pelaku.
 
Polisi menyebut, pembunuhan berlatar belakang sakit hati pelaku terhadap korban yang kerap melakukan kekerasan seksual. 

Setelah memutilasi, pelaku kemudian membuang potongan tubuh korban di 4 tempat yang berbeda. 

 Tidak hanya itu,  seorang ibu di Nias Utara, Sumatera Utara, tega membunuh 3 anak kandungnya sendiri yang masih balita.

Saat kejadian pelaku tinggal sendirian bersama ketiga anaknya. Suaminya, bersama kakek dan nenek korban sedang pergi ke TPS untuk melaksanakan pilkada.

Sekembalinya ke rumah, mereka telah menemukan korban telah tak bernyawa dan pelaku yang berada di samping rumah. 

Melihat pelaku hendak bunuh diri, keluarga berusaha mencegah dan menghubungi pihak kepolisian. Petugas juga masih menyelidiki motif pembunuhan ini.

Sejumlah kasus kriminalitas dan gangguan mental kerap terjadi akhir akhir ini.

Berbagai motif termasuk ekonomi dan motif lainnya diduga menjadi pemicu tingginya angka kriminalitas dan gangguan kesehatan jiwa selama pandemi covid-19.

Psikolog forensik, Reza Indagiri menyebutkan jika seseorang melakukan tindak kriminal dalam hal ini adalah pembunuhan harus di lihat dari 2 aspek; faktor internal dan eksternal.

Faktor internal yakni kepribadiannya (apakah mengalami gangguan jiwa, depresi, pemakai narkoba dsb)

Faktor eksternal nya adalah (lingkungan sosial baik hubungan dengan keluarga, pasangan ataupun teman)

Simak penjelasan selengkapnya dalam video berikut.

Penulis : Anjani-Nur-Permatasari

Sumber : Kompas TV


TERBARU