> >

Pengamat: Pencarian KRI Nanggala 402 Terbatas Waktu Stok Oksigen

Wawancara | 22 April 2021, 22:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah mengakui kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan Bali bukan termasuk alat utama sistem persenjataan dengan teknologi paling mutakhir.

Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Ia menyebut saat ini Indonesia masih dalam tahap memutakhirkan alutsista TNI.

Dengan hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402, Komisi I DPR merasa kondisi alutsista TNI perlu segera ada peremajaan. 

Kementerian Pertahanan perlu memberikan perhatian khusus terhadap hal ini.

DPR memandang kondisi alutsista yang dipakai TNI sebagian besar sudah berumur. 

Menurut DPR, perawatan alutsista bukanlah solusi untuk memutakhirkan alutsista.

Sekilas tentang KRI Nanggala 402, kapal selam dengan tipe U-209-1300 ini memiliki berat 1.395 ton dengan dimensi 59,5 x 6,3 meter x  5,5 meter.

Kapal selam ini memiliki empat mesin diesel elektrik 14 buah senjata torpedo  dan sonar yang dapat melacak setiap benda bergerak di sekitar kapal.

Kapal selam ini punya waktu lama menyelam selama 52 hari. 

Kapal selam yang punya julukan monster bawah laut ini dibuat oleh pabrikan Howaldt-Swerke, Kiel, Jerman, pada tahun 1979.

KRI Nanggala 402 saat ini diduga berada di kedalaman 600 hingga 700 meter di bawah laut. 

Pihak TNI masih berupaya mencari di titik tempat munculnya tumpahan minyak.

Untuk pertama kalinya, kapal selam milik indonesia diduga hilang.

Sejauh mana peluang KRI Nanggala 402 ini bisa ditemukan? 

Simak pembahasannya bersama Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi.

Penulis : Reny-Mardika

Sumber : Kompas TV


TERBARU