> >

Reshuffle Kabinet, Nadiem Makarim Bakal Dapat Tambahan Tugas?

Politik | 28 April 2021, 13:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pekan lalu Menteri Pendidikan Nadiem Makarim sibuk melakukan safari politik.

Bertemu Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, di kediamannya di kawasan Menteng.

Sehari kemudian bertemu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulam (PBNU), Said Aqil Siradj, dan Yenny Wahid, putri Abdurahman Wahid atau Gus Dur, Presiden RI ke-empat.

Gus Dur adalah cucu Kiai Haji Hasyim Azhari, pendiri Nahdlatul Ulama.

Ahmad Basarah, Wakil Ketua MPR yang ikut dalam pertemuan Nadiem dengan Megawati menyatakan pertemuan untuk membahas kontroversi isi peraturan pemerintah nomor 57 tahun 2001 tentang standar nasional pendidikan, yakni tak adanya mata kuliah bahasa Indonesia dan pancasila dalam peraturan tersebut.

Sementara pertemuan dengan Said Aqil dan Yenny Wahid untuk meminta maaf kepada para petinggi kaum nahdliyin karena di kamus sejarah Indonesia tak mencantumkan nama pendiri Nahdlatul Ulama, Kiai Haji Hasyim Azhari.

Alasan Nadiem kamus disusun sebelum dia menjadi menteri dan berjanji merevisi kamus.

Dua hal ini tak ada pancasila dan bahasa Indonesia serta tak ada nama Hasyim Azhari yang menjadi pangkal kritik terhadap Nadiem sepanjang dua pekan.

Lantaran pancasila adalah ideologi negara dan bangsa dan NU adalah salah satu kekuatan dalam upaya memerdekakan Indonesia.

Prerogatif Presiden dan hak istimewa presiden digunakan untuk kembali melantik Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan tambahan tugas bidang riset dan teknologi.

Adapun Bahlil Lahadalia, menjadi Menteri Investasi setelah badan koordinasi penanaman modal yang dipimpinnya menjadi Kementerian Investasi.

Kolase laksana ada di grafis baru dibuat Mei yang juga menurut rencana dilantik hari ini adalah Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko menjadi Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Adapun Menteri Riset dan Teknologi yang juga Kepala BRIN sebelumnya, Bambang Brodjonegoro memilih mengundurkan diri.

Di tangan Bambang, riset dan teknologi yang diminta Presiden Joko Widodo dan sempat diungkap Megawati Sukarnoputri, melaju.

Selain alat tes usap yang berhasil dibuat untuk deteksi Covid-19, ada vaksin merah putih yang dibuat beberapa universitas ternama Indonesia.

Di antaranya Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas Airlangga, dengan perkembangan yang menjanjikan.

Penulis : Reny-Mardika

Sumber : Kompas TV


TERBARU