> >

Polemik Pengecatan Pesawat Kepresidenan di Masa Pendemi Covid-19

Sosial | 5 Agustus 2021, 14:00 WIB

KOMPAS.TV - Proyek cat ulang pesawat Kepresidenan senilai 2,1 miliar rupiah di kala pandemi covid-19 ramai dengan dukungan dan kritikan.

Ada yang menganggap pengecatan ulang sebagai hal wajar seusai pemakaian selama 7 tahun dan ada juga yang menilai merupakan keputusan tak tepat.

Meski begitu, pengecatan akan dilakukan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sejak tahun 2019 lalu.

Penggantian warna pesawat Kepresidenan Indonesia 1 dibenarkan Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono.

Menurut Heru Budi, selain pesawat Kepresidenan yakni Armada Boeing Business Jet (BBJ2), ada 1 lagi pesawat dan 1 helikopter yang juga dicat ulang.

Baca Juga: Mardani Ali Sera: Mengecat Pesawat Kepresidenan di Tengah Pandemi Covid-19, Pemerintah Tidak Bijak

Dalam rilisnya, Heru menyatakan pengecatan pesawat BBJ2 atau pesawat Kepresidenan sudah direncanakan sejak tahun 2019 terkait dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020.

Merujuk hal ini, Pengamat Penerbangan, Gerry Soejatman menyebut pengecatan pesawat Presiden di masa pandemi merupakan hal yang wajar.

Sementara itu, Politisi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan meminta semua pihak untuk tidak mempermasalahkan terkait pengecatan ulang pesawat Presiden.

Menurut Arteria, permasalahan terkait cat pesawat Kepresidenan dibahas saat pemerintahan Presiden SBY yang justru memesan pesawat Kepresidenan berwarna biru.

Baca Juga: Alvin Lie Kritik Ganti Cat Pesawat Kepresidenan di Masa Pandemi

Anggaran pengecatan pesawat Kepresidenan ini, bahkan sudah disetujui DPR pada tahun 2019 termasuk fraksi Partai Demokrat.

Pengamat Penerbangan Alvin Lie menilai untuk membangkitkan kebanggaan terhadap Tanah Air, bukan dengan mengganti warna cat pesawat Kepresidenan, melainkan keberhasilan menangani pandemi. 

Sementara, Anggota Komisi II DPR Fraksi PKS, Mardani Ali Sera menyebut anggaran pengecatan ulang pesawat Kepresidenan dianggap tak tepat di saat pandemi dan sebaiknya anggaran itu dialihkan untuk penanganan covid-19.

Penulis : Luthfan

Sumber : Kompas TV


TERBARU