> >

Kelompok Milenial dengan Gaji UMP Jakarta Semakin Sulit Dapatkan Rumah Impian

Wawancara | 3 Oktober 2021, 23:10 WIB

KOMPAS.TV - Memiliki rumah tapak impian bagi pekerja dan kaum milenial di Jakarta semakin tidak terjangkau.

Apalagi hanya mengandalkan upah minimum provinsi senilai Rp 4,5 juta saat ini.

Kelompok milenial adalah warga yang lahir antara tahun 1980 hingga 1995 masuk golongan usia produktif kini mendominasi jumlah populasi penduduk.

Tim jurnalisme data Harian Kompas mengupas bagaimana sulitnya pekerja di Jakarta dengan upah minimum untuk memiliki rumah di Jakarta.

Dari hasil perhitungan tim jurnalisme data Harian Kompas.

Harga rumah yang bisa dijangkau dengan upah minimum Provinsi DKI Jakarta saat ini sebesar Rp 4,5 juta adalah rumah tipe 36 seharga Rp 168 hingga Rp 200 juta per unit.

Sementara nilai rumah tipe yang sama di Jakarta kini mencapai Rp 556 juta per unit dan dapat dijangkau mereka yang berpenghasilan Rp 14 juta dengan cicilan Rp 4,9 juta per bulan.

Kenaikan harga tanah mendongkrak harga rumah setiap tahun.

Pihak Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengakui keterlambatan pengurusan tanah perumahan terjangkau.

"Kalau mau membangun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah mestinya di lahan yang harganya terjangkau tetapi di Jabodetabek ini kan harga lahan sudah melangit kata Khalawi Abdul Hamid Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian (PUPR) seperti dikutip Harian Kompas.

Wakil Ketua Umum Real Estate Indonesia Theresia Rustandi mengakui sulitnya memiliki tanah dan rumah di Jakarta saat ini.

Sulitnya mencari rumah terjangkau dengan akses memadai dialami Sigit seorang warga Di Tangerang Selatan.

Baca Juga: Pemerintah Dorong Akses KUR dan Regenerasi Petani Milenial

Ia memutuskan mencari rumah di luar Jakarta dengan pilihan akses transportasi yang lebih memudahkan.

Kebutuhan akan tempat tinggal masih jadi persoalan di sisi lain kesenjangan antara kenaikan harga rumah dan pendapatan makin besar.

Kondisi ini memerlukan solusi nyata terlebih di tengahtantangan bonus demografi.

Penulis : Natasha-Ancely

Sumber : Kompas TV


TERBARU