Sebut Penurunan Muka Tanah di Pluit yang Terparah, Menteri PUPR: Eksploitasi Air Harus Dikurangi
Update | 5 Oktober 2021, 20:28 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kawasan Pluit di Jakarta Utara, oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, disebut sebagai wilayah dengan penurunan muka tanah yang paling parah.
"Kami lihat, yang paling parah itu ada di daerah Pluit, Jakarta Utara. Karena lokasinya dekat dengan pesisir laut dan banyak air tanah yang diambil di sana," kata Basuki, dilansir dari Kompas.com, Selasa (5/10/2021).
Maka dari itu, Basuki meminta pemerintah untuk mengimbau masyarakat Pluit agar mengurangi eksploitasi dan penggunaan air tanah.
Menurut Basuki, upaya tersebut dapat membantu pencegahan tenggelamnya Ibu Kota, yang hingga saat ini masih menjadi persoalan serius.
Baca Juga: Jawab Isu Jakarta Tenggelam, Anies: Tanggul Bukan Solusi Permanen untuk Selamatkan Jakarta
Namun, lanjut Basuki, upaya mengurangi pengambilan air tanah oleh masyarakat pun harus diiringi dukungan dari pemerintah.
Salah satunya yakni penyediaan air bersih yang merata untuk masyarakat, misalnya dengan cara mengadakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
"Harus ada suplai air yang cukup dulu di Jakarta, baru regulasi atau Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa menghentikan penggunaan air tanah," terang Basuki.
"Makanya, kami tengah mengupayakan pembuatan waduk di Karian, Banten untuk suplai air minum di Tangerang dan Jakarta. (Selain itu) juga ada di waduk Jatiluhur 1 dan 2," sambungnya.
Basuki mengungkapkan, selama ini sumber air bersih di Jakarta hanya berasal dari satu waduk yang berada di Tarum Barat dan tentunya suplai itu tidak dapat memenuhi kebutuhan secara menyeluruh.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas.com