> >

Pariwisata Gunungkidul Rugi Puluhan Miliar Karena Kebijakan PPKM

Berita daerah | 25 Agustus 2021, 23:00 WIB
ILUSTRASI Peringatan dini gelombang tinggi - Ombak di Pantai Greweng, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Kamis (13/6/2019). (Sumber: TRIBUNSTYLE.COM/ARCHIEVA P)

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.TV - Dinas Pariwisata Gunungkidul memprediksi jumlah kerugian akibat penutupan wisata karena kebijakan PPKM terus membengkak. Kerugian hingga akhir Agustus diperkirakan mencapai lebih dari Rp25 miliar.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul Hary Sukmono mengatakan Pemerintah Pusat telah memperpanjang PPKM hingga akhir Agustus mendatang. Hal ini berarti penutupan destinasi wisata ikut diperpanjang seiring dengan kebijakan tersebut.

“Untuk perputaran, kami asumsikan belanja wisatawan sebesar Rp81.000 per orang dan jumlah kunjungan per minggu sekitar 40.000 orang. Jadi tinggal kalikan delapan minggu [selama penutupan wisata] dan hasilnya ada sekitar Rp25 miliar,” katanya kepada wartawan, Selasa (24/8/2021).

Menurut dia, penutupan wisata memberikan dampak yang sangat besar. Di awal Agustus lalu, Dinas Pariwisata sudah membuat perhitungan bahwa perputaran uang yang berhenti mencapai Rp17 miliar. Namun seiring adanya perpanjangan PPKM hingga akhir bulan, jumlahnya semakin lebih besar lagi.

Pendapatan asli daerah diperkirakan kehilangan pemasukan mencapai Rp1,6 miliar. Sedangkan dari sisi perputaran uang diperkirakan mencapai Rp25 miliar.

Selama beberapa hari terakhir, jumlah wisatawan yang ingin berkunjung meningkat cukup derastis. Namund demikian, mereka diminta putar balik saat sampai di pintu masuk kawasan pantai.

“Paling banyak dari wilayah Solo Raya, Magelang hingga Semarang,” imbuhnya.

Pengelola persewaan alat snorkeling Pantai Nglambor, di Kalurahan Purwodadi, Tepus, Adhitya Putratama, mengatakan, selama pandemi ada sekitar 50 pengunjung yang menyewa alat snorkelingnya. Namun, dengan adanya PPKM yang diperpanjang dengan level empat, usaha yang dijalani terpaksa ditutup. “Tidak ada pengunjung dan juga pekerja ikut diliburkan,” katanya.

Adit pun berharap ada kepastian terkait dengan pembukaan destinasi karena menyangkut dengan keberlangsungan usaha pelaku usaha di kawasan wisata. “Mudah-mudahan segera dibuka dan aktivitas wisata bisa kembali berjalan,” katanya.

Penulis : Herwanto

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU