Kisah Pemulung di TPA Basirih, Puluhan Tahun Gantungkan Hidup Cari Rezeki di Tumpukan Sampah
Berita daerah | 15 September 2021, 08:52 WIBBANJARMASIN, KOMPAS.TV - Tempat pembuangan akhir Basirih Banjarmasin tidak hanya sekedar sebagai tempat pembuangan akhir sampah dari seluruh penjuru Kota Banjarmasin.
Melainkan menjadi tempat yang menyimpan secercah harapan bagi para pemulung untuk menghasilkan rupiah.
Meski harus menahan panasnya terik matahari dan diantara gunungan sampah yang tinggi menjulang ditambah aroma yang menyengat mereka berjibaku mengaduk-aduk dan memilah sampah mulai dari botol plastik kaleng besi serta yang lainnya yang bisa mendatangkan uang jika dijual kembali.
Baca Juga: Viral Gerombolan Monyet Masuk Area Permukiman Warga di Martapura
Satu diantara mereka adalah Masdiah yang demi memenuhi kebutuhan hidup bersama anaknya yang berkebutuhan khusus, sabar menjalani pekerjaan sebagai pemulung selama sepuluh tahun lebih sejak suaminya meninggal dunia.
Kendati usianya sudah menginjak 66 tahun masdiah seakan tak takut rentannya terpapar penyakit ia mengaku pasrah dan percaya kepada tuhan yang tetap memberikan kesehatan agar bisa meraup berkah di gunungan sampah.
“Di sini saya tak takut bekerja, pasrah saja dengan pemilik-Nya. percaya saja dengan Allah swt takut tidak, berani juga tidak, untuk soal mencari rezeki.
kalau orang lain mungkin takut kalau saya tidak sebab tuhan mengetahui kondisi ekonomi saya yang sedang sakit," ungkap Masidah.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Petani di Banjar Pilih Panen Padi Lebih Awal, Khawatir Kembali Diterjang Banjir
Dalam sehari masdiah mampu mengumpulkan botol plastik bekas sebanyak 15 kilogram untuk dijual ke pengepul dengan harga seribu tiga ratus rupiah per kilogram .
Bagi Masdiah hidup memang harus dibuat nyaman walaupun kondisi sebenarnya berat serta bukan menjadi alasan melakukan tindak kriminal dan tidak mendapatkan rezeki yang halal.
Penulis : KompasTV-Banjarmasin
Sumber : Kompas TV