> >

Genjot Investasi, DPMPTSP Kota Semarang Gandeng Pengusaha Tionghoa

Jawa tengah dan diy | 27 Juni 2023, 15:09 WIB

SEMARANG, KOMPAS.TV - Potensi investasi di Kota Semarang terus digali oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Semarang. Kali ini DPMPTSP Kota Semarang menggandeng Persatuan Organisasi Indonesia Tionghoa Kota Semarang (Porinti) dan Perkumpulan Pengusaha Indonesia Tionghoa (Perpit) Jawa Tengah.

Dalam sharing session yang digelar DPMPTSP Kota Semarang, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bahwa di masa endemi saat ini, aturan yang sebelumnya mengikat bagi para pengusaha di masa pandemi Covid-19 kini tidak berlaku lagi. Hal ini  menjadi peluang yang dapat dikolaborasikan antara Perpit dan DPMPTSP untuk membuka peluang bagi investor dengan cara mempermudah proses perizinan.

“DPMPTSP diinisiasi oleh Perpit dan Porinti, jadi persatuan warga dari pengusaha Tionghoa yang menginisasi untuk bagaimana investai di Kota Semarang. Tadi saya sudah tekankan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk bangkit, karena bersamaan pandemi sudah dicabut dan beralih pada endemi. Tentunya akan bisa lebih leluasa aturan-aturan yang dulu mengikat atau aturan-aturan dulu yang menjadi panduan bagi para pengusaha ini sekarang sudah tidak berlaku lagi,” tutur Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wali Kota Semarang.


Pemerintah Kota Semarang juga akan meluncurkan mal pelayanan publik (MPP) Metaverse, sehingga masyarakat yang akan mengurus perizinan tidak harus datang ke MPP, namun cukup menggunakan aplikasi MPP Metaverse tersebut.

“Kalau dari sisi pemerintah kota, kita terus-menerus melakukan program-progam ini agar semakin baik. Maka saya bilang kalau perizinan harus lebih cepat. Kalau memang ada kekurangan kita harus segera sampaikan, kemudian kami mungkin sebentar lagi akan me-launching MPP Metaverse. Jadi itu membuka untuk bagaimana masyarakat kalau mau investasi atau mau mengurus surat-surat perizinan itu tidak perlu harus datang ke MPP, tapi cukup dengan inovasi atau aplikasi MPP Metaverse,” lanjutnya.  

Sementara itu ada beberapa indikator yang menunjukkan sinyal positif bagi geliat sektor perdagangan dan jasa, seperti bisnis akomodasi, jumlah hotel yang beroperasi di Kota Semarang setiap tahun menunjukkan pertumbuhan.
 

“Kita itu ternyata kontributor terbesar itu perdagangan dan jasa. Terus kalau dulu yang kedua industri, terakhir tahun 2022 itu yang kedua properti, yang ketiga baru industri, lalu pariwisata dan seterusnya. Itu dari faktor perizinan. Artinya sektor yang kontributor terbesar itu masih perdagangan,” jelas Widoyono, Kepala DPMPTSP Kota Semarang.

Melalui sharing session yang digelar oleh DPMPTSP Kota Semarang, hal ini diharapkan bisa mendukung capaian realisasi investasi di Kota Semarang.

Penulis : KompasTV-Jateng

Sumber : Kompas TV


TERBARU