> >

RI Lobi Arab Saudi soal Penambahan Kuota Petugas Haji hingga Pembebasan Biaya Masuk Arafah-Mina

Agama | 17 Januari 2025, 10:39 WIB
Menteri Agama Nasaruddin Umar bertemu dengan Menteri Haji dan Unrah Tawfiq F Al Rabiah dalam kunjungannya ke Arab Saudi. Pertemuan dua menteri ini berlangsung di Jeddah, 12 Januari 2025. (Sumber: Kementerian Agama)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Agama Nasaruddin Umar baru saja kembali ke Tanah Air usai kunjungan kerja ke Arab Saudi, guna mematangkan persiapan Ibadah haji 2025. Ada tiga hal utama yang dinegosiasikan Menag bersama dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah. 

Dalam keterangan tertulisnya, Menag Nasaruddin Umar menjelaskan, hal pertama yang dibahas adalah soal penambahan kuota petugas haji. Dijelaskan Menag, calon jemaah Indonesia menunggu sangat lama untuk bisa beribadah haji. Karenanya, banyak di antara mereka yang sudah lanjut usia (lansia).

Baca Juga: Antusiasme Tinggi, Kemenag DIY: Daftar Haji Tahun Ini, Berangkat 34 Tahun Lagi

Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU), calon jemaah lansia dengan usia 65 tahun ke atas yang berhak melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 (sesuai urutan no porsi), jumlahnya lebih dari 42.000. Selain itu, ada sekitar 10.000 kuota prioritas yang juga dialokasikan bagi jemaah lansia pada musim haji tahun ini.

Nasaruddin yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengatakan, sebagian dari jemaah lansia, ada juga yang punya keterbatasan. Untuk keberhasilan mereka dalam berhaji, harus ada pendamping. Sementara, kuota petugas haji Indonesia saat ini hanya 2.210 orang. 

"Kalau kita hanya punya jumlah petugas seperti sekarang, satu pesawat rencananya hanya didampingi tiga petugas kloter (kelompok terbang). Bagaimana mungkin 400 orang atau 300 lebih, hanya dibimbing oleh tiga orang," katanya dikutip dari laman resmi Kemenag, Jumat (17/1/2025). 

Baca Juga: Bank Ini Imbau Calon Jemaah Lunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) Sebesar Rp55,4 Juta

"Belum lagi tadi pembagian gendernya laki-laki dan perempuan. Kan ga mungkin laki-laki melayani perempuan. Jadi harus ada. Ini poinnya yang laki-laki dan perempuan harus kita hitung kembali," sambungnya.

Terkait info pembatasan usia 90 tahun ke atas, Menag berharap yang dijadikan patokan bukan usia, tapi syarat istithaah, atau kemampuan fisik, mental, pembekalan, dan keamanan calon jemaah haji untuk menunaikan ibadah haji. Sebab, banyak juga jemaah dengan usia 90 tahun ke atas tapi kondisi fisiknya sehat dan mampu beraktivitas.

Kedua, Menag melobi Menteri Haji Saudi agar para petugas dibebaskan dari biaya masuk Masyair (Arafah-Muzdalifah-Mina). Ketentuan ini kabarnya akan diberlakukan Saudi pada musim haji 1446 H atau tahun ini.

Baca Juga: Mengenal 3 Jenis Haji Resmi yang Diakui oleh Pemerintah Arab Saudi

"Kami sampaikan itu, kalau bisa kita free of charge seperti tahun lalu," sebutnya.

Ketiga, Menag menyampaikan skema Tanazul kepada Menteri Haji Saudi. Skema Tanazul adalah memberi kesempatan kepada jemaah yang tinggal di sekitar Jamarat, untuk kembali ke hotelnya (tidak menempati tenda di Mina), saat fase Mabit. Mereka nantinya akan mengambil kesempatan Mabit di area sekitar jamarat. Setelah itu, mereka kembali ke hotel masing-masing untuk beristirahat.

"Skema ini akan mengurangi kepadatan di Mina. Jumlah jemaah haji Indonesia sangat banyak dan skema ini dirasa akan berpengaruh dalam mengurangi kepadatan," ucap Menag.

Nasaruddin menambahkan, bahwa banyak negara yang menilai manajemen penyelenggaraan haji Indonesia sangat baik. Karenanya, banyak negara yang datang untuk belajar bagaimana me-manage haji di Indonesia.

Baca Juga: Demi Persiapan Haji Lancar, Calon Jemaah dan Petugas Diimbau Aktifkan Kepesertaan BPJS Kesehatan

Selain bertemu Menteri Haji dan Umrah, dalam kunjungannya ke Arab Saudi, Menag juga berjumpa beberapa stakeholder penyedia layanan haji.

"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi karena telah merancang program perhajian dengan sangat baik. Saya kira ini juga menjadi obsesi pemerintah Indonesia agar penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik dari sebelumnya," ungkap Menag.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber :


TERBARU