> >

Meski Disebut Tidak Beri Dampak yang Parah, Jangan Sepelekan Risiko Bahaya Covid-19 Varian Omicron!

Vod | 25 Januari 2022, 11:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Meskipun tren kasus Covid-19 di Indonesia meningkat sejak pertengahan Januari 2022, pemerintah menyebut kenaikan kasus harian, termasuk dari varian Omicron, masih terkendali.

Usai rapat evaluasi PPKM Senin (24/1) siang, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan jumlah kasus konformasi dan kasus aktif harian masih lebih rendah dibandingkan dengan puncak kasus varian Delta.

Oleh sebab itu, pemerintah belum berpikir untuk menerapkan PPKM Darurat.

Sementara itu, sebaran kasus Covid-19 dari varian Omicron ditemukan di sejumlah daerah.

Di Cimahi, Jawa Barat, satu pasien Omicron telah terkonfirmasi.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi menyebut pasien Omicron pertama di Cimahi adalah seorang asisten rumah tangga yang merupakan hasil tracing dari warga yang positif Covid-19 di Labuan Bajo.

Kasus Omicron juga ditemukan di Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa gelombang varian Omicron di Jawa Timur telah menular ke 28 orang.

Sehingga, 8 pasien dirawat di rumah sakit datang lebih banyak dari transmisi lokal.

Transmisi lokal varian Omicron diduga  juga telah meluas hingga ke Sulawesi Selatan.

Seorang warga Takalar, Sulawesi Selatan, dipastikan terinfeksi Covid-19 varian Omicron setelah sempat bekerja di Kepulauan Aru, Maluku.

Saat ini, pasien masih dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Pajonga Daeng Ngale, Kabupaten Takalar.

Di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, saat ini masih merawat 34 pasien Covid-19.

Dari jumlah tersebut, salah satunya telah terkonfirmasi varian Omicron, sedangkan 33 pasien lainnya masih menunggu hasil tes SGTF untuk mengetahui apakah terinfeksi varian Omicron atau tidak.

Penulis : Edwin-Zhan

Sumber : Kompas TV


TERBARU