> >

Berbagai Aksi Solidaritas Kecam Dugaan Kekerasan di Desa Wadas

Vod | 12 Februari 2022, 11:43 WIB

KOMPAS.TV - Meski suasana perlahan kembali kondusif, kericuhan saat pengukuran tanah di Desa Wadas Selasa (08/02) lalu masih menyisakan luka.

Tindakan polisi dinilai berlebihan serta diduga terjadi kekerasan terhadap para warga penolak penambangan batu andesit.

Baca Juga: Situasi Desa Wadas Pasca Kericuhan, Warga Belum Sepenuhnya Beraktivitas Normal

Banyak pihak mendorong penyelesaian konflik di Desa Wadas segera dilakukan, termasuk agar proyek strategis nasional penambangan batu andesit dikaji kembali.

Aksi solidaritas mengkritik konflik yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo terjadi di sejumlah daerah.

Di Banyumas, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menggelar aksi solidaritas mengecam tindakan represif yang dilakukan aparat kepolisian.

Mereka juga meminta pihak DPRD Banyumas menyampaikan, sejumlah tuntutan kepada Gubernur Jawa Tengah. Di antaranya meminta agar penambangan batu andesit ditutup, sebab dinilai merusak kelestarian alam.

Keprihatinan yang sama juga ditunjukkan ratusan mahasiswa saat berorasi di depan Mapolres Purworejo.

Massa yang mengatasnamakan Solidaritas Wadas dari Yogyakarta dan Jawa Tengah menuntut Kapolda Jawa tengah agar menarik anggotanya dari Desa Wadas.

Menurut mereka, kehadiran aparat di Desa Wadas merupakan bentuk intimidasi bagi warga kontra penambangan.

86 akademisi dari 37 perguruan tinggi di Indonesia juga angkat suara mengecam dugaan kekerasan yang terjadi di Desa Wadas, mereka menilai hak hak dasar harus dilindungi oleh pemerintah.

Menanggapi permintaan itu, Kepala Kepolisian Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengatakan, telah menarik 250 personel yang diterjunkan untuk mengawal proses pengukuran lahan di Desa Wadas.

Penarikan dilakukan karena proses pendampingan untuk pengukuran lahan telah selesai dan kondisinya saat ini kondusif.

Luthfi menambahkan, jika ada sejumlah personel yang masih bertugas di Desa Wadas hanya untuk melakukan pengamatan dan kegiatan sosial.

Penulis : Natasha-Ancely

Sumber : Kompas TV


TERBARU