> >

Pelaku TPPO Sasar Korban Dominan yang Butuh Perbaikan Ekonomi

Vod | 17 Juni 2023, 20:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Maraknya kasus tindak pidana perdagangan orang membuat pelakunya semakin menggeliat tatkala besarnya peluang dalam menjaring korban.

Bahkan hal ini dikuatkan dengan pernyataan salah seorang pengamat sosial dimana praktik ini sudah berlangsung lama.

Dan sasaran dari para sindikat adalah masyarakat yang membutuhkan perbaikan ekonomi untuk menaikkan strata, sehingga sulit untuk ditolak bagi sebagian masyarakat yang terperdaya.

Adapun sejumlah resiko pekerja yang diberangkat secara non prosedural ini pun bervariasi.

Mulai dari ancaman praktik prostitusi, perbudakan, hingga penjualan organ tubuh.

Dampak dari pandemi masih menyemarakkan aksi kejahatan para sindikat penyalur tenaga kerja ilegal ini.

Menurut Kriminolog Rully Herdita, adapun lonjakan kasus mencapai 62,5% pada tahun 2021 lalu yang berpeluang mengalami peningkatan.

Faktor kemiskinan dan minimnya lapangan kerja di dalam negeri menjadi faktor utama menyuburkan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang ini.

Tim Gelar Perkara juga berbincang secara daring dengan Direktur Bina Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia atau P2PMI Rendra Setiawan.

Dirinya menjelaskan para pelaku tidak hanya bergerilya di dunia nyata/ namun juga di dunia maya membuai korban dapat bekerja dan tinggal di luar negeri dengan keuntungan besar.

Alhasil, korban yang terjerat pun tidak hanya berasal dari masyarakat yang minim pendidikan namun juga para akademisi.

Direktur P2PMI ini juga menegaskan agar masyarakat tidak mudah percaya dan lebih waspada dengan sejumlah iming-iming menggiurkan yang ditawarkan penyalur.

Bila perlu lakukan pengecekan kepada pihak Dinas Tenaga Kerja mengenai informasi agen penyalur tenaga kerja migran untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Perdagangan Orang di Ciracas, Ketua RT: Tidak Ada Kecurigaan dengan Aktivitas Pelaku!

 

Penulis : Shinta-Milenia

Sumber : Kompas TV


TERBARU