> >

Kebijakan WFH 50 Persen ASN Jakarta Tak Efektif Kurangi Polusi Udara

Vod | 31 Agustus 2023, 14:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV - Lebih dari satu pekan kebijakan bekerja dari rumah diterapkan, tapi kualitas udara di DKI Jakarta masih belum membaik.

Jumlah pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas alias ISPA terus bertambah dan membebani negara.

Untuk itu, siap-siap industri nakal sumber polusi bakal ditindak tegas.

Hari ini, Kamis (31/8/2023) Jakarta bahkan menjadi kota paling berpolusi di dunia dengan indeks kualitas udara mencapai 180 poin, berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQ Air yang diakses 31 Agustus 2023 pukul 09.00 WIB.

Di bawah Jakarta, ada Dhaka Bangladesh, Kolkata India, Doha Qatar, dan Hanoi Vietnam yang semuanya masuk dalam kategori tidak sehat.

Pemprov DKI Jakarta pun mengakui kebijakan WFH bagi 50% Aparatur Sipil Negara tidak efektif mengurangi polusi udara. Pasalnya, jumlah ASN Pemprov DKI yang WFH tak sebanding dengan jumlah karyawan swasta yang beraktivitas di Jakarta.

Tak cukup sekadar kebijakan WFH atau larangan membakar sampah, penanganan polusi udara butuh usaha bersama.

Presiden pun memperingatkan industri nakal hingga PLTU yang punya andil menyebabkan polusi siap-siap ditindak.

Pemerintah kini juga tengah melobi pemerintah Tiongkok untuk meminjam mobil pemantau kualitas udara untuk mendeteksi sumber polutan agar pemerintah dapat memilih upaya intervensi dengan kebijakan yang tepat di setiap wilayah.

Meski status pandemi telah dicabut, masyarakat kini tetap diminta untuk menggunakan masker terutama jenis KF 94 atau KN 95 yang dapat menyaring paparan materi partikulat atau Particulate Matter PM 2,5 yang bisa merusak paru-paru.

Baca Juga: Polri Pastikan Keamanan Delegasi KTT ASEAN 2023 di Jakarta

 

Penulis : Shinta-Milenia

Sumber : Kompas TV


TERBARU