Kisah Jawahir Roble, Wasit Wanita Muslim Pertama di Inggris

LONDON, KOMPAS.TV - Tak banyak yang mengenal sosok Jawahir Roble. Namun, dia adalah wasit wanita muslim pertama di Inggris.

Meski bertubuh kecil, wanita yang kerap menggunakan hijab saat memimpin pertandingan, ini bisa menunjukkan ketegasan di lapangan.

Jawahir menegaskan dirinya mampu melakukan pekerjaannya dengan baik di olahraga yang kerap disebut sebagai dunia para lelaki itu.

Baca Juga: PSG Gagal Juara Liga Champions, Perpisahan Menyedihkan Thiago Silva

“Semua orang mengatakan ini merupakan pemainan para lelaki, sepak bola adalah permainan lelaki,” katanya dikutip dari Sky Sports.

“Saya merasa seperti datang ke wilayah mereka dan menunjukkan siapa yang menjadi bos,” sambungnya.

Roble datang ke Inggris pada usia 10 tahun sebagai pelarian dari Somalia, karena di negara asalnya tengah terjadi perang.

Baca Juga: Jelang Final Liga Champions, Rekor Gol Ronaldo Berpeluang Disamakan Lewandowski

Beranjak dewasa, wanita yang akrab disapa JJ itu kerap bermain sepak bola dengan teman-teman prianya.

Namun, pada titik tertentu orang tua Jawahir melarang anaknya untuk berpastisipasi dalam olahraga tersebut.

Menurut mereka sebagai wanita, Jawahir tak pantas bermain sepak bola yang merupakan olaharaga identik untuk kaum Adam.

Baca Juga: MotoGP Styria: Kejutan Kembali Terjadi, Miguel Oliveira Jadi Juara

Selain itu mereka takut, Jawahir akan mendapat diskriminasi dan kekerasan dari orang lain.

“Saya mengerti kekhawatiran mereka. Saya katakan, tolong dukung saya sebagai wasit. Jelas saya tak akan berhenti mencintai sepak bola. Saya akan menemui jalan saya. Sata lega bisa menjadi wasit,” tuturnya.

Jawahir menunjukan keseriusannya untuk menjadi wasit. Dia kini memiliki kualifikasi FA dan memiliki lisensi untuk melatih.

Baca Juga: Bayern Muenchen Juara Liga Champions Berkat Gol Tunggal Kingsley Coman

Dia kini sering menjadi wasit untuk para pemain muda di yayasan milik Jason Roberts, mantan pemain West Brom dan Wigan Athletic.

Kini Jawahir terus berlatih keras dan memperhatikan apa yang dia makan.

Hal itu dilakukannya demi memuluskan jalan untuk mencapai tekadnya, memimpin pertandingan Premier League, Liga Super Wanita bahkan Liga Champions.