Kompas TV nasional kesehatan

Studi Baru Menemukan Fakta, Meminum Alkohol dalam Jumlah Berapapun Bisa Menyebabkan Kerusakan Otak

Kompas.tv - 22 Mei 2021, 05:00 WIB
studi-baru-menemukan-fakta-meminum-alkohol-dalam-jumlah-berapapun-bisa-menyebabkan-kerusakan-otak
Ilustrasi alkohol. (Sumber: Pixabay/Free-Photos)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah studi baru yang dilakukan penelitian dari Universitas Oxford menemukan fakta bahwa tidak ada level aman konsumsi alkohol untuk kesehatan otak. 

Studi tersebut, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, memelajari hubungan antara konsumsi alkohol yang dilaporkan oleh sekitar 25.000 penduduk Inggris dan jumlah materi abu-abu dari pemindaian otak mereka.

Para peneliti menemukan, konsumsi alkohol secara linier berhubungan negatif dengan volume materi abu-abu otak keseluruhan yang berarti bahwa sekecil apapun jumlah asupan alkohol yang dikonsumsi berkorelasi dengan materi abu-abu yang menjadi lebih sedikit.

Penulis utama studi itu, Anya Topiwala yang merupakan peneliti klinis senior di Oxford mengatakan kepada CNN, materi abu-abu adalah bagian penting tempat informasi diproses oleh otak. 

Baca Juga: Yuk, Coba Minum Air Rebusan Jahe Saat Sahur, Banyak Khasiatnya Lho

Volume materi abu-abu yang menurun dapat menyebabkan kinerja yang lebih buruk dalam pengujian memori dan terjadi secara alami pada otak manusia seiring bertambahnya usia. 

Namun, konsumsi alkohol juga terbukti mempercepat proses tersebut lebih dari faktor risiko yang didapat dari penuaan.

Studi tersebut juga menyimpulkan, orang-orang yang pesta minuman keras, atau yang memiliki tekanan darah tinggi atau BMI tinggi, lebih terpengaruh oleh efek dari alkohol. 

Juga tidak ada bukti bahwa ada pengaruh yang berbeda antara anggur, bir, atau minuman keras selama tetap mengandung alkohol. 

Baca Juga: Bau Mulut Saat Puasa Hilang dengan 5 Tips Ini

"Begitu banyak orang minum 'secukupnya', dan berpikir ini tidak berbahaya atau bahkan melindungi," kata Anya Topiwala. 

"Karena kami belum menemukan 'obat' untuk penyakit neurodegeneratif seperti demensia, mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mencegah kerusakan otak penting untuk kesehatan masyarakat," jelasnya lagi. 

Di Amerika, sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menemukan, tingkat pesta minuman keras secara keseluruhan turun sedikit antara tahun 2011 hingga 2017 dari 18,9 persen menjadi 18 persen.

Akan tetapi, jumlah alkohol yang dikonsumsi oleh peminum pesta mabuk-mabukan justru meningkat menjadi 12 persen.

Baca Juga: Kenali Apa Itu Osteoarthritis dan Gejalanya

Sebuah penelitian terhadap lebih dari 1 juta orang pada tahun 2018 juga menemukan fakta, minum alkohol dalam jumlah banyak adalah faktor risiko terbesar untuk munculnya demensia.

Sementara itu penelitian lain menetapkan, konsumsi alkohol dalam jumlah banyak meningkatkan risiko penyakit jantung dan aneurisma.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x