Kompas TV video sinau

Udara Terasa Panas dan Gerah Sebelum Hujan, Apa Penyebabnya?

Kompas.tv - 20 Oktober 2021, 18:45 WIB
Penulis : Gempita Surya

KOMPAS.TV – Sebelum turun hujan, umumnya langit akan gelap karena dipenuhi awan-awan mendung. Namun, selain itu juga terasa udara panas dan menyebabkan kita merasa gerah.

Fenomena kenapa udara panas saat mau turun hujan sebenarnya berkaitan dengan proses terjadinya hujan sendiri. Hujan terbentuk ketika air yang ada di laut, danau, dan sungai mengalami penguapan yang disebabkan oleh sinar matahari.

Dalam proses perubahan air menjadi bentuk gas atau dikenal juga dengan evaporasi, diperlukan penyerapan energi dalam bentuk panas.

Energi panas ini akan disimpan oleh molekul-molekul uap air, yang selanjutnya uap air ini akan naik ke atas dan sampai pada ketinggian yang suhunya lebih rendah.

Saat udara panas bertemu dengan udara dingin, terbentuklah awan yang lebih tebal. Ketika awan mendung terbentuk, di dalam awan itu akan terjadi proses perubahan uap air menjadi air.

Untuk menjadi hujan, maka awan harus mengeluarkan energi panas yang disimpan. Energi panas inilah yang sering dirasakan sebelum hujan.

Karena dikeluarkan dalam jumlah yang masif, udara yang panas ini mempengaruhi kenaikan temperatur udara di sekitar.

Menurut Koordinator Sub-Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG Agie Wandala Putra, hal ini biasa terjadi selama 15 menit sampai 1 jam sebelum hujan turun.

Awan mendung berada tidak terlalu tinggi jaraknya dengan permukaan, sehingga udara panas yang dilepaskan akan lebih terasa.

Faktanya, kejadian ini bisa terjadi sepanjang hari sebelum hujan, tidak hanya pagi atau siang hari saja bahkan pada malam hari juga.

Selain itu, kondisi cuaca ini tidak berhubungan dengan transisi dari musim kemarau ke musim hujan.

"Karena memang yang menjadikan hawa menjadi sumuk atau gerah itu, ya, proses pelepasan energi panas dari awan. Jadi mau pagi, siang atau malam sekalipun kita tetap bisa merasakannya," ujar Agie dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Musim Hujan Diprediksi Tiba Bertahap Mulai Oktober hingga Desember, Ini Penjelasan BMKG

(*)

Grafis: Joshua Victor



Sumber : diolah dari berbagai sumber

BERITA LAINNYA



Close Ads x