Kompas TV internasional kompas dunia

Eropa Kembali Jadi Pusat Pandemi, WHO Serukan Pemerataan Vaksin

Kompas.tv - 5 November 2021, 05:50 WIB
eropa-kembali-jadi-pusat-pandemi-who-serukan-pemerataan-vaksin
Anggota staf medis merawat pasien virus corona di ICU Klinik Asklepios di Munich, Jerman, Kamis, 4 November 2021. Jerman dan Eropa secara keseluruhan mengalami peningkatan jumlah kasus Covid-19. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Gading Persada

JENEWA, KOMPAS.TV - Kepala Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Michael Ryan menyerukan kepada Otoritas Eropa untuk mengurangi kesenjangan dalam vaksinasi.

Hal ini dilakukan karena melonjaknya kasus Covid-19 di Eropa sebanyak lebih dari 50% pada akhir bulan lalu.

“Mungkin ada banyak vaksin yang tersedia, tetapi penyerapan vaksin belum merata,” kata kepala kedaruratan WHO Dr. Michael Ryan dalam konferensi pers pada Kamis (4/11/2021).

Kini Eropa kembali menjadi pusat pandemi, meski mereka telah mendapatkan banyak pasokan vaksin.

“Eropa kembali ke pusat pandemi, di mana kita berada satu tahun yang lalu,” kata Kluge dari kantor WHO di Kopenhagen.

Kluge memperingatkan bahwa tingkat rawat inap virus corona naik lebih dari dua kali lipat pada minggu lalu dan memperkirakan bahwa di wilayah tersebut dapat terjadi 500.000 kematian karena Covid-19 pada bulan Februari mendatang.

Namun, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, negara-negara yang telah mengimunisasi lebih dari 40% dari populasi mereka harus menyumbangkan dosis mereka ke negara-negara berkembang yang bahkan masih banyak warganya yang belum mendapatkan vaksin dosis pertama.

“Tidak ada lagi vaksin booster yang wajib diberikan, kecuali pada orang yang kekebalan tubuhnya terganggu,” kata Tedros seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: Tidak Ada Lonjakan Kasus Covid-19 setelah PON Papua Berakhir, Airlangga: Bisa jadi Referensi

Dia menyerukan kepada pembuat vaksin untuk memprioritaskan penyediaan COVAX, yaitu upaya yang didukung oleh PBB untuk berbagi dosis secara global.



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x