Kompas TV internasional kompas dunia

Wasit Futsal Afghanistan Kritik Kebijakan Migran Uni Eropa Tidak Fair Play

Kompas.tv - 23 November 2021, 21:28 WIB
wasit-futsal-afghanistan-kritik-kebijakan-migran-uni-eropa-tidak-fair-play
Ibrahim Rasool, mantan wasit futsal Afghanistan berlisensi FIFA, bermain bola di kamp pengungsian Velika Kladusa, Bosnia pada 13 November 2021. Mengkritik kebijakan migrasi Uni Eropa, ia menyebut badan negara-negara Eropa itu tidak fair play dalam memperlakukan migran.(Sumber: Edvin Zulic/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

VELIKA KLADUSA, KOMPAS.TV - Ibrahim Rasool, migran Afghanistan yang dulu berprofesi sebagai wasit futsal, mengkritik kebijakan migrasi Uni Eropa. Ia menyebut badan negara-negara Eropa itu tidak fair play dalam memperlakukan migran.

Rasool sendiri meninggalkan Afghanistan sejak empat tahun lalu. Ia pernah pergi ke Iran, Turki, Yunani, dan kini tinggal di kamp pengungsian di Velika Kladusa, Bosnia-Herzegovina.

Rasool mengkritik diamnya Uni Eropa atas intimidasi dan diskriminasi aparat perbatasan terhadap para migran. Ia menyebut Uni Eropa tidak lebih baik dari Taliban.

Pria berusia 33 tahun ini mengaku telah menyaksikan banyak insiden diskriminatif yang dilakukan aparat Kroasia.

Saat ini, Rasool berencana meninggalkan Bosnia menuju Kroasia. Setelah itu, ia hendak pergi ke Italia atau Slovenia sebelum memasuki negara Eropa Barat.

Baca Juga: Penertiban Aksi Imigran Afghanistan Diwarnai Kericuhan

Akan tetapi, upaya Rasool dan migran lain selalu diadang aparat Kroasia. Aparat pun dilaporkan melakukan kekerasan serta menghina migran.

Dalam sebuah video yang direkam Rasool, polisi Kroasia terlihat mengabaikan permintaan seorang ibu hamil untuk menyeberang. Ibu itu dipaksa balik ke Bosnia bersama 16 orang lain.

Rasool menyebut para polisi menyuruh mereka kembali ke Afghanistan.

Kepolisian Kroasia sendiri belum berkomentar atas insiden yang diduga terjadi pada 10 November lalu tersebut.

“Polisi tidak memedulikan anak-anak, ibu hamil, perempuan, siapa pun. Mereka menunjukkan kami senjata, berkata ‘Jangan bergerak. Stop. Kami polisi,’” kata Rasool kepada Associated Press.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.