Kompas TV internasional kompas dunia

Bertaruh Nyawa demi Cinta Beda Agama di Tengah Kekuasaan Nasionalis Hindu India

Kompas.tv - 30 November 2021, 22:59 WIB
bertaruh-nyawa-demi-cinta-beda-agama-di-tengah-kekuasaan-nasionalis-hindu-india
Aktivis berdemonstrasi tentang pembunuhan Arbaz Mullah, seorang pria yang dibunuh karena cinta beda agama di Belagavi, Karnataka, India. Foto diambil pada 6 Oktober 2021. (Sumber: Aijaz Rahi/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

BELAGAVI, KOMPAS.TV - Pernikahan beda agama teramat jarang di India. Namun, cinta beda agama umum ditentang dan bahkan pasangan dalam hubungan seperti itu dihantui kekerasan pihak lain.

Berkuasanya Perdana Menteri Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) membuat situasi semakin berbahaya bagi pasangan beda agama.

BJP dan nasionalis Hindu kerap menyebarkan teori konspirasi “jihad cinta”, menuduh laki-laki Muslim mengincar perempuan Hindu untuk memaksanya pindah agama.

Menurut teori konspirasi tersebut, tujuan laki-laki Muslim adalah menandingi dominasi mayoritas Hindu India.

Teori konspirasi ini secara luas ditentang kalangan aktivis dan akademisi. Namun, kelompok nasionalis Hindu garis keras tetap meyakininya, meningkatkan angka insiden kekerasan terhadap pasangan beda agama.

“Teori konspirasi ini mendemonisasi Muslim dan yang lain dan membuat rasa viktimisasi dan ketakutan di kalangan Hindu bahwa India akan diubah menjadi negara muslim,” kata Mohan Rao, pensiunan profesor ilmu politik Universitas Jawaharlal Nehru, kepada Associated Press.

“Ini absurd,” tegasnya.

Baca Juga: Misteri Hilangnya Seorang Mantan Kepala Polisi India

BJP secara formal memang tidak melarang pernikahan beda agama. Namun, menurut juru bicara partai penguasa India tersebut, kekhawatiran atas “jihad cinta” valid.

“BJP tidak sepenuhnya menentang pernikahan beda agama. Pada dasarnya, itu pilihan individual. Namun, untuk menggaet seseorang lewat jalur finansial atau paksaan, atau dengan cara tertentu untuk mengubah (agama), itu tidak bisa diterima,” kata juru bicara BJP, Gopal Krishna.

Dinas Investigasi Nasional India dan putusan pengadilan telah menegaskan bahwa teori “jihad cinta” tak berdasar. 

Data pun menunjukkan bahwa persebaran agama di India stabil sejak 1951. Hindu masih menjadi mayoritas, sedangkan populasi Muslim masih sekitar 14 persen dari populasi total India.

Meskipun demikian, organisasi hak-hak asasi manusia menyebut kekerasan terhadap pasangan beda agama meningkat beberapa tahun belakangan. Ini dilakukan kelompok nasionalis Hindu garis keras untuk menghentikan cinta beda agama.

Ratusan pria Muslim diserang, sebagian dibunuh.

Salah satu korban kekerasan adalah pasangan Arbaz Mullah dan Shweta Kumbhar. Mereka bertemu dan jatuh cinta di kota Belagavi, Karnataka, daerah yang dikuasai BJP.

Baca Juga: Tidak Naik Kelas karena Agama, Praktisi Pendidikan Toleransi: Sekolah Tidak Boleh Diskriminatif

Mullah, laki-laki Muslim, berjanji akan menikahi Kumbhar, perempuan Hindu. Mereka menjalin hubungan selama tiga tahun.

Kisah cinta mereka berakhir tragis. Pada September 2021, Mullah dibunuh, jasadnya dimutilasi.

Lebih tragis, kelompok pembunuh yang menghabisi Mullah diduga merupakan suruhan keluarga Kumbhar.

Pada 28 September 2021, jasad Mullah ditemukan di lintasan kereta api dalam kondisi terpotong-potong. Pembunuh menaruh jasadnya di situ agar polisi mengira ia tewas ditabrak kereta.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.