Kompas TV nasional politik

Pimpinan Komisi IX Desak Pemerintah Perbanyak Tempat Isolasi Mandiri di Jakarta

Kompas.tv - 28 Januari 2022, 13:43 WIB
pimpinan-komisi-ix-desak-pemerintah-perbanyak-tempat-isolasi-mandiri-di-jakarta
Seorang perawat RSUD Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, memeriksa kasur ketika menyiapkan tempat tidur tambahan seiring terjadinya lonjakan kasus Covid-19, Rabu (16/6/2021). (Sumber: Kompas.id/RONY ARIYANTO NUGROHO )
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS TV - Angka keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) yang sudah mencapai 45 persen akibat varian Omicron di DKI Jakarta harus disikapi pemerintah dengan segera memperbanyak tempat isolasi terpusat. 

"Hal ini penting agar BOR faskes di ibu kota tetap terkendali, sehingga faskes tetap bisa melakukan pelayanan kesehatan yang optimal, dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris kepada wartawan, Jumat (28/1/2022).

Berdasarkan data yang dimiliki dirinya, Charles mengatakan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit wilayah DKI Jakarta, mayoritas bergejala sedang 51 persen dan ringan 38 persen. Selebihnya tidak bergejala atau asimptomatis 7 persen, berat 3 persen dan kritis 1 persen. 

Baca Juga: Ratusan Warga Krukut Isolasi Mandiri Cegah Covid-19, Polres Metro Jakbar Beri Bantuan Pangan

Menurut dia, masih dominannya pasien bergejala sedang dan ringan di fasilitas-fasilitas kesehatan (faskes) ibu kota bisa dipahami mengingat banyak warga yang tidak punya tempat isolasi mandiri di rumahnya.

Selain itu, banyak juga warga yang khawatir jika isolasi tidak diawasi tenaga medis bisa berakibat fatal.

"Oleh karena itu, isolasi terpusat di Jakarta penting diperbanyak untuk menampung pasien gejala sedang dan ringan yang tidak punya tempat isolasi mandiri, dan yang khawartir mengalami perburukan," ujarnya.

Baca Juga: Keluarga Mulan Bisa Isolasi Mandiri, Wamenkes: Semua Masuk Karantina yang Ditentukan, Bukan di Rumah

Charles menyebut, dengan isolasi terpusat bagi pasien bergejala sedang dan ringan, tempat tidur di faskes tetap tersedia bagi pasien dengan gejala berat dan kritis.

"Pelipatgandaan tempat isolasi terpusat ini mendesak dilakukan dalam waktu dekat, mengingat kenaikan angka penularan Omicron sekarang baru fase awal." 

"Jika berkaca pada kasus di Amerika Serikat yang mengalami kenaikan penularan varian Omicron 3 kali lipat daripada Delta, kasus harian di Indonesia bisa mencapai ratusan ribu, dan DKI Jakarta bisa tembus puluhan ribu kasus harian," ujarnya.

Politikus PDIP itu menilai jika BOR tidak dikendalikan sejak awal dengan melipatgandakan tempat isolasi terpusat, dikhawatirkan layanan kesehatan faskes bisa kolaps ketika jumlah kasus Omicron mencapai puncaknya.

Baca Juga: BSN Tetapkan Standar Gas Medis untuk Isolasi Mandiri, Cek Daftarnya agar Aman

"Sekarang waktunya belum terlambat bagi pemerintah untuk melipatgandakan tempat isolasi terpusat, sambil mempersiapkan segala skenario menghadapi puncak penularan Omicron." 

"Skenario yang matang tentu akan membuat masyarakat tenang, tidak mudah panik, agar kita sama-sama bisa melewati badai Omicron, yang diprediksi banyak ahli sebagai fase transisi pandemi menuju endemi Covid-19," kata Charles.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, keterisian tempat tidur isolasi atau BOR pasien Covid-19 di Jakarta sudah mencapai 45 persen.

"Untuk keterisian ICU itu 14 persen, keterisian isolasi (BOR) itu 45 persen," kata Dwi saat dihubungi, Kamis (27/1/22).



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x