Kompas TV nasional update corona

Hati-Hati! Kemenkes Sebut Kasus Omicron di Indonesia Didominasi Transmisi Lokal

Kompas.tv - 22 Februari 2022, 21:16 WIB
hati-hati-kemenkes-sebut-kasus-omicron-di-indonesia-didominasi-transmisi-lokal
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, saat ini kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia didominasi oleh transmisi lokal. (Sumber: Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan)
Penulis : Aryo Sumbogo | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Masyarakat Indonesia mesti lebih waspada terhadap peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron, yang semakin didominasi oleh transmisi lokal.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, dari 5.227 kasus Covid-19 varian Omicron saat ini, setengah di antaranya merupakan transmisi lokal.

"Di mana 1.879 adalah kasus yang dibawa pelaku perjalanan luar negeri dan 3.200-an lainnya adalah transmisi lokal yang terjadi di masyarakat," terang Nadia dalam konferensi pers di kanal YouTube Kemenkes, Selasa (22/2/2022).

Selain itu, Nadia menuturkan, tidak semua temuan kasus Covid-19 di Indonesia melewati pemeriksaan lanjutan berupa whole genom sequecing guna mengonfirmasi sampel sebagai varian Omicron.

Baca Juga: Sakit Tenggorokan karena Covid-19 Varian Omicron? Ini Cara Mudah Mengobatinya

"Temuan varian Omicron, oleh pemerintah, dilakukan secara acak dengam mengambil sampel dari kasus positif," jelas Nadia.

Dari upaya identifikasi tersebut, sebanyak 90 persen sampel yang diperiksa terbukti sebagai varian Omicron.

Oleh sebab itu, Nadia kembali meminta kepada masyarakat agar lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dan ikut mendorong program vaksinasi Covid-19, baik primer maupun booster.

"Mengingat pasien Covid-19 yang meninggal dunia, sebagian besar adalah masyarakat yang belum divaksinasi, lansia, dan orang dengan penyakit penyerta," tutur Nadia.

Baca Juga: RSDC Wisma Atlet Nyatakan Tak Ada Lagi Pasien Omicron

Dalam kondisi ini, penting juga untuk meningkatkan peran serta daerah yang cakupan vaksinasinya belum mencapai target kekebalan kelompok, yakni minimal 70 persen dari populasi.

Nadia mengingatkan, program vaksinasi primer maupun booster dapat diikuti masyarakat di fasilitas pelayanan kesehatan atau di sentra vaksinasi terdekat.

"Mengingat faktor risikonya yang tinggi, kami mengimbau kepada masyarakat yang memang belum divaksinasi ataupun vaksinasinya belum lengkap, agar secepatnya dilengkapi," ujar Nadia.

"Jangan menunda dan jangan pilih-pilih vaksin, karena vaksinasi terbaik adalah vaksinasi yang dilakukan sekarang juga," pungkasnya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x