Kompas TV nasional update corona

Epidemiolog Minta Masyarakat Tetap Waspadai Varian Omicron XE: 10 Persen Lebih Menular

Kompas.tv - 6 April 2022, 16:07 WIB
epidemiolog-minta-masyarakat-tetap-waspadai-varian-omicron-xe-10-persen-lebih-menular
 Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan kemunculan Covid-19 varian Omicron XE perlu diwaspadai. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan kemunculan Covid-19 varian Omicron XE perlu diwaspadai.

Dia menegaskan penerapan 3T, protokol kesehatan 5M serta akselerasi vaksinasi sangat penting dalam mencegah penularan varian baru Covid-19 tersebut.

Diketahui, Omicron XE merupakan gabungan atau rekombinan dari 2 varian Omicron yang sudah ada, yaitu BA.1 dan BA.2. 

Varian ini ditemukan pertama di Inggris pada 19 Januari 2022. Terbaru, negara tetangga Thailand juga telah mengkonfirmasi adanya temuan varian tersebut.

"Kewaspadaan ini menjadi pesan penting kita semua. Jangan ambil risiko, lebih baik mencegah daripada terinfeksi," kata Dicky dalam program Sapa Indonesia Pagi, KompasTV, Rabu (6/4/2022). 

Dicky menyebut, merujuk data awal penelitian mendapati kemampuan penularan Omicron XE sekitar 10 persen lebih tinggi dari Omicron BA.2.

"Varian Omircron XE ini 10 persen lebih cepat penyebarannya dibandingkan Omicron BA.2," ungkap Dicky.

Melihat hal itu, jika varian XE masuk ke Indonesia, dia memprediksi adanya potensi lonjakan kasus yang akan terjadi.

Baca Juga: Muncul Varian Omicron XE yang Lebih Menular, Apakah Bisa Picu Lonjakan Kasus? Ini Kata Kemenkes

Mengingat kata dia, masih terdapat kelompok rawan di Indonesia yang belum menerima vaksin Covid-19.

"Ada kelompok lansia atau belum divaksin, ada 20 persen penduduk kita masih rawan, kalau dilihat penduduk Indonesia ada lebih dari 300 juta besar sekali, artinya potensi adanya lonjakan kasus akan ada," ujarnya. 

Sebab itu, mutasi varian baru yang lebih cepat menyebar harus diimbangi dengan jangkauan vaksinasi yang lebih luas serta berbagai kebijakan pengendalian dan pencegahan.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x