Kompas TV internasional kompas dunia

Taliban Paksa Presenter TV Perempuan Afghanistan Tutupi Muka saat Siaran, Para Pria Protes

Kompas.tv - 23 Mei 2022, 08:18 WIB
taliban-paksa-presenter-tv-perempuan-afghanistan-tutupi-muka-saat-siaran-para-pria-protes
Presenter perempuan Afghanistan dipaksa Taliban menggunakan penutup muka. (Sumber: Sky News)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Iman Firdaus

KABUL, KOMPAS.TV - Taliban telah memaksa presenter TV perempuan Afghanistan untuk menutupi muka saat siaran.

Namun, perintah Taliban tersebut telah memicu gelombang protes termasuk dari presenter pria.

Dikutip dari Sky News, para presenter pria kemudian terlihat menggunakan penutup muka hitam saat siaran sebagai aksi solidaritas.

Salah satunya adalah Sebghat Sepehr, jurnalis TOLO News yang membawakan berita malam dengan penutup muka hitam.

Baca Juga: Presenter Wanita Afghanistan Ogah Patuhi Taliban Tutup Wajah saat Siaran, Alasannya Sungguh Berani!

Para pengguna Twitter pun membagikan foto tersebut.

Jurnalis pria dari 1TVNewsAF juga melakukan hal yang sama sebagai bentuk solidaritas.

“Itu hanya budaya luar yang memaksa kami memakai masker, dan itu membuat masalah bagi kami saat mempresentasikan program,”  ujar presenter perempuan TOLO News, Sonia Niazi.

Sebelumnya, Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Afghanistan telah memerintahkan presenter TV perempuan Afghanistan menggunakan penutup wajah saat siaran.

Pada pernyataannya pekan lalu, kementerian tersebut menegaskan kiebijakan itu sudah final dan tak bisa dinegosiasikan.

Baca Juga: Taliban Perintahkan Presenter TV Perempuan Afghanistan Tutup Wajahnya Saat Siaran

Seorang pejabat media yang memberikan informasi secara anonim mengonfirmasikan bahwa saluran media mereka dipaksa untuk mengimplementasikan perintah itu, Minggu (22/5/2022).

Perintah ini menjadi contoh lainnya dari Taliban memberlakukan interpretasi konservatif dari Islam, setelah kembali berkuasa di Afghanistan Agustus lalu.

Mereka sempat menjanjikan akan menjadi lebih moderat dan menghormati hak-hak perempuan.

Namun, kenyataannya Taliban semakin keras terhadap perempuan, dan mengonfirmasikan ketakutan kembalinya masa-masa terburuk di bawah kepemimpinan kelompok itu pada 1996 hingga 2001.



Sumber : Sky News


BERITA LAINNYA



Close Ads x