Kompas TV nasional peristiwa

Takziah, Khofifah Analogikan Buya Syafii Maarif Ikan di Laut yang Asin, Apa Itu?

Kompas.tv - 28 Mei 2022, 21:09 WIB
takziah-khofifah-analogikan-buya-syafii-maarif-ikan-di-laut-yang-asin-apa-itu
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat berjumpa dengan istri Buya Syafii Maarif dalam takziah di Yogyakarta hari ini Sabtu (28/5/2022). (Sumber: ANTARA)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Hariyanto Kurniawan

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV –  Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan takziah ke kediaman keluarga Buya Syafii Maarif Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dan diterima istri almarhum Umi Nur Kholifah dan keluarga.

Dalam kesempatan itu, Khofifah menyampaikan sebuah analogi tentang sosok Buya Syafii Maarif dengan perumpamaan ikan yang berenang bebas di lautan luas yang asin.

Hal ini, menurut Khofifah, merupakan analogi tepat untuk menggambarkan sosok Buya Syafii Maarif di tengah tarikan politik.

"Analogi yang tepat menggambarkan sosok Buya Syafii di tengah tarikan politik luar biasa adalah seperti ikan di laut. Air laut asin, tapi ikan yang hidup tetap tawar tidak ikut asin," ucapnya dikutip dari Antara, Sabtu (28/5/20220).

Baca Juga: Suara Parau dan Tangis Tertahan Pendeta Jack Manuputty untuk Buya Syafii Maarif

Analogi itu menyebut sosok Buya Syafii Maarif yang tidak tergoda oleh laut lepas yang diibaratkan seperti halnya politik maupun segala fasilitas kemewahan duniawi. 

Khofifah pun merasa kehilangan sosok intelektual dan ulama kharismatik itu, sosok yang disebutnya penuh kesantunan serta bersahaja dengan kedalaman keilmuan luar biasa.

"Atas nama masyarakat dan Pemprov Jatim, saya ikut duka cita atas wafatnya Buya Syafii Maarif. Semoga beliau diterima di sisi Allah SWT," tambahnya. 

Menurut dia, saat ini belum tentu mudah mencari figur sekelas Buya Syafii yang selalu mengajak warga bangsa menjaga persatuan dalam kebhinekaan, saling menjaga dan menghormati agar bisa membangun integrasi lahir dan batin.

Buya Syafii Maarif sebagai Payung

Khofifah juga berharap pemikiran dan seluruh dedikasi yang luar biasa dari Buya Syafii untuk agama masyarakat, bangsa, dan negara bisa diteladani.

"Saya juga merasa beliau bisa menjadi payung dari sangat banyak kekuatan politik, kekuatan sosial, kekuatan keagamaan dengan komitmen besar menjaga kebhinekaan di dalam persatuan serta kesatuan," kata

Ketua Umum PP Muslimat NU itu menyebut, almarhum sangat cocok disebut sebagai Bapak Bangsa karena keinginan yang kuat seorang Buya Syafii Maarif hingga teguh menjaga perdamaian dan persatuan.

"Ditambah lagi karena beliau adalah tokoh utama di Muhammadiyah. Almarhum selalu ingin Muhammadiyah dalam suasana sejuk dan bersatu. Beliau juga ingin seluruh umat Islam dalam suasana kedamaian dan persatuan," tuturnya.

Baca Juga: ‘Saat Gereja Kami Diserang Teroris, Buya Syafii Maarif Langsung Datang Pakai Sepeda Pancal'

Di akhir kunjungannya, Khofifah mengatakan bahwa almarhum memiliki koleksi buku di perpustakaan pribadi.

Rencananya, kata dia, pihak keluarga akan menghibahkannya kepada Sekolah Mualimin di sekitar Yogyakarta.

Secara khusus, Khofifah meminta kepada keluarga agar koleksi buku tersebut sebagian ada yang diberikan ke Pondok Pesantren di Karangasem, Paciran, Lamongan.

"Supaya ruh dari semangat untuk mencari ilmu dan kemudian meluaskan wawasan dan mendedikasikan terbaik untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara itu tersemai. Jadi saya rasa karena referensi buku beliau luar biasa maka ilmu tersebut bisa sampai ke anak didik di sana," katanya.

 



Sumber : Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x