Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

India dan China Pembeli Utama Minyak Rusia, Rp1.430 Triliun Diraup dalam 100 Hari Perang Ukraina

Kompas.tv - 13 Juni 2022, 18:34 WIB
india-dan-china-pembeli-utama-minyak-rusia-rp1-430-triliun-diraup-dalam-100-hari-perang-ukraina
Ilustrasi ekspor minyak Rusia. India, China, dan negara-negara Asia menjadi sumber pendapatan bagi Rusia dari penjualan minyak meskipun ada tekanan kuat dari AS agar tidak meningkatkan pembelian. (Sumber: BBC)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

NEW DELHI, KOMPAS.TV — India, China, dan negara-negara Asia menjadi sumber pendapatan bagi Rusia dari penjualan minyak meskipun ada tekanan kuat dari AS agar mereka tidak meningkatkan pembelian mereka.

Hal itu terjadi saat Uni Eropa dan sekutu lainnya memotong impor energi dari Rusia sejalan dengan sanksi atas Moskow akibat penyerangan ke Ukraina.

Seperti dilansir Associated Press, Senin (13/6/2022), penjualan minyak semacam itu meningkatkan pendapatan ekspor Rusia pada saat Washington dan sekutunya berusaha membatasi aliran keuangan yang mendukung upaya perang Moskow.

Laporan oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih, sebuah think tank independen yang berbasis di Helsinki, Finlandia, dan dirilis Senin mengatakan, Rusia memperoleh pendapatan (revenue) sebesar 93 miliar euro atau setara Rp1.430 triliun dari ekspor bahan bakar fosil dalam 100 hari pertama invasi negara itu ke Ukraina, meskipun terjadi penurunan volume ekspor pada bulan Mei.

“Pendapatan dari ekspor bahan bakar fosil adalah pendorong utama pembangunan militer dan agresi Rusia, menyediakan 40 persen dari pendapatan anggaran federal,” kata laporan tersebut.

India, negara yang haus minyak dengan 1,4 miliar penduduk, dilaporkan membeli hampir 60 juta barel minyak Rusia pada tahun 2022 sejauh ini, dibandingkan dengan 12 juta barel tahun 2021, menurut perusahaan data komoditas, Kpler.

Pengiriman ke negara-negara Asia lainnya, seperti China, juga meningkat dalam beberapa bulan terakhir tetapi pada tingkat yang lebih rendah.

Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan dia mungkin terpaksa membeli lebih banyak minyak dari Rusia saat dia mati-matian berburu bahan bakar untuk menjaga negara itu tetap berjalan di tengah krisis ekonomi yang mengerikan.

Baca Juga: Wawancara PM Sri Lanka: Terpaksa Beli Minyak Rusia, Tak Kapok Utang China

Kemacetan di Bangalore, India. India, China, dan negara-negara Asia menjadi sumber pendapatan bagi Rusia dari penjualan minyak meskipun ada tekanan kuat dari AS agar mereka tidak meningkatkan pembelian mereka. (Sumber: CNN)

Wickremesinghe, Sabtu (10/6/2022) mengatakan, pihaknya akan terlebih dahulu melihat ke sumber lain, tetapi akan terbuka untuk membeli lebih banyak minyak mentah dari Moskow.

Pada akhir Mei, Sri Lanka membeli 90.000 metrik ton (99.000 ton) minyak mentah Rusia untuk memulai kembali kilang satu-satunya milik negara itu.

Sementara Rusia bergerak untuk mendiversifikasi ekspornya. Duta Besar Rusia Marat Pavlov bertemu dengan Presiden terpilih Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada Senin dan menawarkan bantuan Moskow untuk menyediakan minyak dan gas. Dia tidak merinci persyaratannya.

Marcos Jr., yang masa jabatan enam tahunnya akan dimulai pada 30 Juni ini, tidak mengatakan apakah dia mempertimbangkan tawaran itu.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari, harga minyak global meroket.

Kondisi itu membuat kilang penyulingan minyak di India dan negara-negara lain mendapat insentif tambahan untuk membeli minyak Moskow dengan harga diskon besar USD30 hingga USD35 dari harga dunia, dibandingkan dengan minyak mentah Brent dan minyak internasional lainnya yang sekarang diperdagangkan sekitar USD120 per barel.

Negara-negara tersebut makin penting bagi Rusia setelah 27 negara Uni Eropa, pasar utama bahan bakar fosil yang memasok sebagian besar pendapatan asing bagi Moskow, setuju untuk menghentikan sebagian besar pembelian minyak pada akhir tahun ini.

“Tampaknya tren yang berbeda sekarang mulai merasuk,” kata Matt Smith, analis utama di Kpler yang melacak aliran minyak Rusia.

Karena pengiriman minyak Ural ke sebagian besar Eropa dipotong, minyak mentah malah mengalir ke Asia, di mana India menjadi pembeli utama, diikuti oleh China.

Laporan pelacakan kapal menunjukkan Turki adalah tujuan utama lainnya dari ekspor minyak Rusia.

Baca Juga: Menlu India Keki, Beli Minyak Rusia Dianggap Danai Perang, tapi Beda jika Eropa yang Beli Gas Moskow


“Orang-orang menyadari India adalah pusat penyulingan, mengambilnya dengan harga murah, memurnikannya dan mengirimkannya sebagai produk BBM siap pakai karena mereka dapat membuat margin yang kuat untuk itu,” kata Smith.

Pada bulan Mei, sekitar 30 kapal tanker Rusia yang memuat minyak mentah berlayar menuju pantai India, menurunkan sekitar 430.000 barel per hari.



Sumber : Kompas TV/Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x