Kompas TV regional berita daerah

Hubungkan 3 Desa Terisolir dan Bedah Rumah, Nenek Marawiyah Peluk Haru Satgas TMMD Kodim 1006/Banjar

Kompas.tv - 15 Juni 2022, 05:21 WIB
hubungkan-3-desa-terisolir-dan-bedah-rumah-nenek-marawiyah-peluk-haru-satgas-tmmd-kodim-1006-banjar
Sambil menangis Marawiyah peluk babinsa yang ajukan agar rumahnya dibedah melalui Program TMMD ke-113 (Sumber: Kompas Tv Banjarmasin)

BANJAR, KOMPAS.TV - Program TNI Manunggal membangun Desa  (TMMD) merupakan program lintas sektoral yang dikolaborasikan dengan Program TNI bersama dengan Lintas Kementerian dan lembaga terkait bersama pemerintah Daerah yang bertujuan untuk mewujudkan percepatan dan pemerataan pembangunan di wilayah yang masuk dalam kategori 3 T (Terluar, Terpencil dan Terisolir). 

Program TMMD ini dilakukan dengan membuat skala prioritas wilayah atau daerah yang sangat membutuhkan sarana dan fasilitas umum bagi masyarakat serta menyangkut kepentingan hajat hidup masyarakat di daerah tersebut. 

Keterbatasan sarana dan fasilitas yang ada di wilayah berkategori 3 T tersebut, merupakan gambaran yang sering dialami oleh masyarakat yang merindukan kehadiran negara dalam hal ini pemerintah untuk dapat mensejahterakan rakyatnya.

Melalui Program TMMD yang digagas TNI inilah, sebagai bentuk kehadiran negara  atau pemerintah agar pembangunan di seluruh wilayah Indonesia terutama di wilayah yang sulit dijangkau dapat terwujud secara merata. 

Baca Juga: Seberangi Bendungan, TMMD 113 Hubungkan 3 Desa Terisolir di Kabupaten Banjar

Program TMMD juga bertujuan agar masyarakat dapat berperan aktif dalam pembangunan desanya bersama dengan TNI dan pemerintah daerah, sehingga masyarakat juga merasa memiliki fasilitas maupun sarana yang telah dibangun. 

Potret kehidupan siswa dan masyarakat Banua Riam, dengan menggunakan perahu Ketinting untuk ke sekolah, karena keterbatasan akses jalan dan infrastruktur, sehingga siswa sering terlambat ke sekolah karena harus menunggu ketinting untuk antar jemput. Luasnya Sungai Riam sehingga tidak memungkinkan bagi masyarakat untuk swadaya membuat jembatan. 

Desa Banua Riam sendiri merupakan bagian dari wilayah di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang merupakan wilayah teritorial Kodim 1006/Banjar dan dibawah kendali operasi  Korem 101/Antasari. 

Baca Juga: Latsarmil Komcad 2022 Dimulai di Rindam, Kasdam VI/Mulawarman : Mereka Harus Bangga !

Maria Ulfah, siswi kelas XII SMPN-3 Aranio, yang harus pulang pergi ke sekolah naik perahu ketinting dari desa tempat tinggalnya di desa Kalaan dengan diantar oleh orang tuanya. 

Kondisi seperti yang dialami Maria Ulfah tetapi juga dirasakan oleh para siswa lainnya yang tinggal di wilayah Banua Riam, yang untuk menuntut ilmu harus bertaruh nyawa dan memiliki nyali yang besar agar dapat mencapai lokasi sekolah. 

Maria Ulfah menyampaikan bahwa untuk mencapai lokasi sekolahnya, dirinya dan beberapa rekan-rakannya harus menyeberangi Sungai Riam yang cukup luas. Ini dilakukannya setiap hari untuk meenggapai cita-citanya mendapat pendidikan setinggi mungkin. 

"Saya masuk ke sekolah pukul 08.00 Wita, karena kami harus menyebrangi sungai Riam, jadi kami harus berangkat lebih awal dari pada teman-teman yang lain yang tidak menyeberangi sungai, minimal pukul 07.30 Wita harus sudah menyeberangi sungai menuju tempat sekolah," ucapnya dengan nada pelan. 

Perjalanan menuju sekolahnya tidak hanya berakhir sampai di situ, Setelah menyeberangi sungai Riam, Dirinya dan siswa lainnya juga harus menempuh jalan setapak yang kondisinya juga sangat memperihatinkan terlebih bila musim penghujan yang membuat jalan setapak tersebut menjadi becek dan licin untuk dilewati.  Sering terjadi, dirinya jatuh terpeleset akibat licinnya jalan setapak yang membuat pakaian sekolahnya kotor. 

"Belum lagi jalan menuju ke sekolah masih jalan setapak dan becek apabila habis turun hujan sehingga  tidak jarang kami terpeleset dan baju jadi kotor," cerita Ulfah. 

Hal senada juga diungkapkan Ahmadi warga setempat yang juga seorang guru, Ahmadi menceritakan, bahwa tidak mungkin untuk dibuatkan jembatan selebar sungai Riam, karena sungai yang cukup lebar sehingga sulit untuk dibuatkan jembatan penyeberangan, akan tetapi setidaknya untuk meringankan antar jemput anak sekolah, berharap ada fasilitas kelotok khusus angkutan anak pelajar yang memadai sehingga dapat terjamin keamanannya dan juga akses jalan desa yang saat ini becek perlu adanya perbaikan. 

Baca Juga: Kreatif! Siswa SMK Manfaatkan Limbah Pipa Paralon Jadi Lampu Hias yang Cantik

TMMD 113 Kodim/1006 Banjar Wujudkan Impian Warga Desa Banua Riam dan Desa Artain

Impian Maria Ulfah  dan juga merupakan impian seluruh warga Banua Riam untuk memiliki jembatan penghubung antar desa akhirnya terwujud dengan digelarnya TNI Manunggal membangun Desa (TMMD) 113 di Desa Banua Riam. 

Bukan hanya jembatan penghubung, berbagai sasaran fisik berupa pembangunan MCK, Pos Kamling, rehab Masjid, perbaikan jalan maupun sasaran non fisik berupa penyuluhan - penyuluhan wawasan kebangsaan, bahaya narkoba, pembentukan Kampung Pancasila  mapun pengentasan Stunting dan gizi buruk juga dilakukan dalam program TMMD 113 di wilayah Kodim 1006/Banjar. 

"Kami sangat senang adanya Satgas TMMD di desa kami, dengan adanya kegiatan ini akan mempermudah masyarakat khususnya murid-murid kami untuk pergi ke sekolah, karena selama ini jalan menuju ke sekolah sangat susah sehingga memerlukan waktu yang cukup lama," ucapnya. 

Dengan mengerahkan sekitar 110 personel Satgas TMMD dari Kodim 1006/Banjar dan  dibantu masyarakat di Dua Desa yaitu Desa Banua Riam dan Desa Artain, jembatan penghubung yang diidam-idamkan warga  kedua desa tersebut  telah terwujud. 

Jembatan dengan panjang bentangan 150 meter ini sebelumnya mengalami kerusakan sepanjang 32 meter selama dua tahun sehingga tidak bisa dilalui oleh warga untuk beraktivitas sehari-hari. Dan perbaikan jembatan tersebut sebelumnya tidak masuk dalam Musrenbang Kabupaten Banjar maupun Kecamatan Ariano, namun berkat musyawarah antara Kodim 1006/Banjar dengan Pemerintah Kabupaten Banjar dan Kecamatan Ariano, serta pertimbangan kepentingan keselamatan masyarakat sera mobilitas masyarakat, jembatan ini mendapatkan skala priotitas untuk diperbaiki. Hal ini juga telah ditegaskan oleh Kepala Dinas PUPR Kabupaten Banjar Mokhamad Ilham. 

Baca Juga: TMMD ke-113 di Desa Benua Riam, Kodim 1006/Banjar Bangun Jalan dan Jembatan Penghubung 3 Desa

Pratu Rudi, yang kala itu membantu menyeberangkan siswa sekolah mengatakan, "Setiap hari kami disini membantu adik-adik sekolah untuk menyeberangi sungai dengan menggunakan kelotok atau ketinting, perjalanan siswa ke sekolah menggunakan perahu ketinting ini tiap hari dilakukan karena belum ada akses jalan darat," ujarnya. 

"Hanya ada satu tempat mereka untuk bersekolah  yaitu di SMPN-3 Aranio yang ada di Desa Banua Riam, untuk membantu menjaga keamanan saat menyeberang kami selalu standby saat berangkat dan pulang untuk menyeberangkan anak-anak sekolah menggunakan perahu ketiting," pungkasnya. 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x