Kompas TV internasional kompas dunia

Gempa Afghanistan: 155 Anak Meninggal, Kesediaan Komunitas Internasional untuk Membantu Diuji

Kompas.tv - 27 Juni 2022, 15:22 WIB
gempa-afghanistan-155-anak-meninggal-kesediaan-komunitas-internasional-untuk-membantu-diuji
Seorang bocah Afghanistan menunduk di halaman rumahnya akibat gempa di distrik Gayan, Provinsi Paktika, Minggu (26/6/2022). (Sumber: Ebrahim Nooroozi/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Desy Afrianti

GAYAN, KOMPAS.TV - Jumlah korban anak-anak yang meninggal dunia akibat gempa bumi Afghanistan pada Rabu (22/6/2022) lalu mencapai 155 anak. Jumlah korban itu dilaporkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (26/6/2022).

Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), sebanyak 250 anak lain mengalami luka-luka. Sekitar 65 anak pun diperkirakan kehilangan orang tua atau terlantar akibat gempa.

Gempa bermanitudo 6 mengguncang wilayah Provinsi Paktika dan Khost, dekat perbatasan Pakistan pada pekan lalu. Gempa tersebut meratakan permukiman dan memicu tanah longsor.

Otoritas Taliban melaporkan jumlah korban jiwa akibat gempa mencapai total 1.150 orang. Ratusan lain terluka.

Baca Juga: Afghanistan Hentikan Pencarian Korban Selamat, Hanya 48 Jam setelah Gempa

Sementara itu, PBB merilis estimasi korban jiwa yang lebih sedikit, yakni 770 orang. Namun, PBB memperingatkan bahwa jumlah korban jiwa masih bisa bertambah.

Kebanyakan anak-anak yang menjadi korban gempa berada di distrik Gayan, salah satu daerah di Paktika yang terdampak paling parah. Menurut pantauan Associated Press, Minggu (26/6), distrik itu masih seperti reruntuhan.


Dana Anak PBB (UNICEF) mengaku tengah berupaya mempertemukan kembali anak-anak yang terpisah dari keluarganya di tengah kekacauan gempa. UNICEF juga mendirikan klinik kesehatan dan psikologis bagi anak-anak di distrik Gayan yang mengalami trauma.

Gempa bumi yang mengguncang timur Afghanistan menjadi ujian berat bagi kapasitas pemerintahan Taliban sekaligus kesediaan komunitas internasional untuk membantu. 

Seorang petugas Taliban membagikan makanan kepada anak-anak korban gempa di kamp pengungsian distrik Gayan, Provinsi Paktika, timur Afghanistan, Minggu (26/6/2022). (Sumber: Ebrahim Nooroozi/Associated Press)

Afghanistan sendiri dikucilkan komunitas internasional sejak Taliban mendepak pemerintahan lama pada Agustus 2021 lalu. Berbagai negara menghentikan bantuan ke negara yang dikacaukan perang berdekade-dekade tersebut.

Sejak Taliban berkuasa, berbagai negara memberlakukan sanksi, menghentikan transfer bank, serta membekukan miliaran cadangan mata uang Afghanistan. Banyak negara menolak mengakui pemerintahan Taliban serta menuntut organisasi itu memerintah dengan lebih inklusif.

Taliban telah meminta komunitas internasional untuk mengirim bantuan ke korban gempa. Walaupun dibatasi, PBB dan segelintir lembaga bantuan di Afghanistan telah menyalurkan bantuan.

Konvoi bantuan kemanusiaan dilaporkan telah mencapai sejumlah daerah terpencil kendati pendanaan mulai terbatas.

Baca Juga: Potret Pilu Warga Afghanistan Kuburkan Korban Gempa



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x