Kompas TV internasional kompas dunia

Macron: Rusia Tidak Bisa Menang di Ukraina

Kompas.tv - 29 Juni 2022, 06:29 WIB
macron-rusia-tidak-bisa-menang-di-ukraina
Petugas pemadam kebakaran bekerja di puing reruntuhan mall yang diserang Rusia di Kreschuk, Ukraina, Selasa (28/6/2022). (Sumber: The Associated Press.)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

KREMENCHUK, KOMPAS.TV — Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam serangan udara Rusia pada pusat perbelanjaan yang ramai di Ukraina, Selasa (28/6/2022). Dia menyebut penyerangan ini sebagai kejahatan perang baru dan bersumpah dukungan Barat untuk Kiev tidak akan goyah.

"Rusia tidak bisa dan tidak seharusnya memenangkan perang,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Serangan itu menewaskan sedikitnya 18 orang di pusat kota Kremenchuk. Terjadinya serangan bertepatan dengan terjadinya pertemuan antara pemimpin negara-negara G7 di Eropa.

Berbicara di akhir KTT G-7 di Jerman, Macron bersumpah bahwa tujuh negara industri maju yang tergabung dalam G7 akan mendukung Ukraina dan mempertahankan sanksi terhadap Rusia selama diperlukan, dan dengan intensitas yang diperlukan. 

Baca Juga: Mal Amstor di Ukraina Rusak Parah Akibat Serangan Rudal Rusia, 18 Orang Tewas dan 60 Orang Terluka!

Dalam pidato virtual kepada Dewan Keamanan PBB, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai teroris dan menyerukan agar Rusia dikeluarkan dari PBB. Dia juga mendesak PBB untuk membentuk pengadilan internasional untuk menyelidiki tindakan Rusia di Ukraina.

Zelenskyy mengakhiri pidatonya dengan meminta semua yang ada di ruangan itu untuk berdiri untuk menghormati puluhan ribu anak-anak dan orang dewasa yang tewas dalam perang Ukraina. 

Bagaimana melawan Rusia dan mendukung Ukraina juga akan menjadi fokus pertemuan puncak aliansi NATO minggu ini, yang dukungannya sangat penting bagi kemampuan Kiev untuk menangkis pasukan Moskow yang lebih besar dan lebih lengkap. 

Namun, para pemimpin Ukraina mengatakan bahwa mereka membutuhkan senjata yang lebih banyak dan lebih baik untuk menahan dan memukul mundur Rusia. 

Kateryna Romashyna, seorang penduduk setempat, mengatakan bahwa dia baru saja tiba di mal ketika terjadi ledakan. Kemudian ledakan kedua dating sekitar 10 menit kemudian. 

Baca Juga: Serangan Rudal Rusia Tewaskan Belasan Sipil di Mal Ukraina, G7: Ini Kejahatan Perang!

"Saya lari dari pusat ledakan dengan seluruh kekuatan saya," katanya. Sambil menahan air mata, dia menambahkan, "Anda harus menjadi monster yang nyata" untuk menyerang pusat perbelanjaan.

“Banyak dari mereka yang berada di dalam mall melarikan diri ketika sirene serangan udara berbunyi dan berlindung di seberang jalan,” kata Menteri Dalam Negeri Ukraina Denis Monastyrsky. Beberapa korban tewas yang tidak berhasil keluar dari mall, ditemukan tewas dengan kondisi jenazah yang sudah tidak dapat dikenali.

Selain 18 orang tewas, pihak berwenang mengatakan 59 orang terluka, sementara 21 orang lainnya masih hilang.



Sumber : The Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x