Kompas TV bisnis bumn

Pertamina Sebut Kuota BBM Bersubsidi Pertalite & Solar Diperkirakan Tak Cukup hingga Akhir Tahun

Kompas.tv - 3 September 2022, 12:39 WIB
pertamina-sebut-kuota-bbm-bersubsidi-pertalite-solar-diperkirakan-tak-cukup-hingga-akhir-tahun
Ilustrasi - Kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar diungkap tidak mencukupi hingga akhir tahun 2022. (Sumber: Kompas Otomotif)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV –  Kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar disebut bakal tidak mencukupi hingga akhir tahun 2022.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting dalam hal ini menjelaskan, penggunaan BBM, khususnya Pertalite dan Solar mengalami peningkatan lantaran tingginya mobilitas menyusul  pulihnya ekonomi dalam negeri usai pandemi Covid-19.

 “(Kuota Pertalite dan Solar) tidak cukup sampai akhir tahun (2022),” kata Irto, Jumat (2/9/2022), dikutip dari Kompas.com.

Pertamina mencatat, penyaluran Pertalite hingga bulan Agustus 2022 sudah mencapai 19,5 juta kilo liter, dari kuota 23,05 juta kilo liter. Artinya kuota BBM yang tersisa adalah 3,5 juta kilo liter.

Sementara itu, penyaluran solar hingga bulan Agustus 2022 sudah mencapai 11,4 juta kilo liter dari kuota yang diberikan ke Pertamina sebesar 14,9 juta kilo liter, atau tersisa 3,5 juta kilo liter.

Baca Juga: Polemik Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Alasan Dibaliknya yang Dilematis

Jika jumlah rata-rata konsumsi BBM non subsidi masyarakat Indonesia per bulan didapat dari jumlah penyaluran pada Agustus 2022 dibagi delapan bulan.

Maka, untuk rata-rata konsumsi Pertalite adalah 2,4 juta kilo liter per bulan, dan Solar 1,4 juta kilo liter per bulan.

“(Rata-rata konsumsi per bulan) tinggal dibagi delapan, tapi masih cukup kalau sampai September 2022,” jela Irto.


Kenaikan harga BBM

Sebelumnya, pemerintah merencanakan kenaikan BBM subsidi jenis Solar dan Pertalite. Namun, hingga saat ini hal tersebut belum diberlakukan.

Di sisi lain, sebagai antisipasi, pemerintah mulai menyalurkan bantuan subsidi upah atau BSU BBM senilai Rp600.000.

Pertamina juga di awal bulan ini telah melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax Turbo (RON 98) Dexlite (CN 51) dan Pertamina Dex (CN 53).

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mendorong masyarakat beralih ke BBM dengan nilai oktan tinggi.

“Ini sebagai upaya kami mendorong masyarakat untuk dapat menggunakan produk-produk BBM Pertamina yang berkualitas dengan nilai angka oktan dan cetane yang tinggi, serta lebih ramah lingkungan,” Irto.

Baca Juga: Tentang Waktu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Pertamina: Itu Kewenangan Pemerintah

 



Sumber : Kompas TV/Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x