Kompas TV nasional peristiwa

Polisi Analisis Rekaman CCTV sekitar Titik yang Banyak Makan Korban di Stadion Kanjuruhan

Kompas.tv - 6 Oktober 2022, 05:45 WIB
polisi-analisis-rekaman-cctv-sekitar-titik-yang-banyak-makan-korban-di-stadion-kanjuruhan
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyebut polisi mendalami dan menganalisa rekaman CCTV  dari pintu 9 hingga 14 di Stadion Kanjuruhan, titik yang mengakibatkan banyak korban. (Sumber: Tangkapan layar tayangan Breaking News KOMPAS TV)

MALANG, KOMPAS.TV - Tim Investigasi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mendalami rekaman Closed Circuit Television (CCTV) dari pintu 9 hingga 14 di Stadion Kanjuruhan, titik yang mengakibatkan banyak korban.

Pendalaman dan analisa rekaman Closed Circuit Television (CCTV) tersebut dilakukan berkaitan dengan tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pendalaman dari seluruh rekaman CCTV yang ada akan dijadikan satu alat bukti terkait tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: Komdis PSSI Terkait Tragedi Kanjuruhan: Tidak Ada Pemukulan yang Dilakukan Suporter Arema

"Seluruh rekaman CCTV yang ada, sudah dilakukan analisa dan pendalaman dan itu merupakan salah satu alat bukti petunjuk yang menjadi bahan penyidikan maupun analisa tim penyidik," kata Dedi, Rabu (5/10/2022), dikutip Antara.

Dedi juga menanggapi adanya rekaman yang beredar terkait petugas menghalang-halangi penonton yang akan keluar dari area stadion.

Menurut Dedi, sebenarnya saat itu anggota polisi yang bertugas sedang melakukan proses evakuasi.

"Anggota Polri saat mengevakuasi kepanikan itu, terjadi semacam boleh dikatakan dihalang-halangi, dilempar, kemudian terjadi lari. Pada pintu 13 dan 14, anggota polisi ada yang meninggal dunia," tuturnya.

Baca Juga: Usut Kerusuhan Kanjuruhan, PSSI: Supporter yang Turun ke Lapangan Tidak Niat Memukul

Ia menambahkan, untuk mengungkap yang sesungguhnya terjadi di Stadion Kanjuruhan tersebut, harus dipandang secara utuh dan komprehensif, termasuk bagaimana kondisi stadion, terkait statuta FIFA dan sejumlah aturan lain dalam pertandingan.

"Itu sedang dikaji oleh tim. Terkait (Panpel Arema FC), ada pendalaman, masih ada beberapa keterangan yang dibutuhkan tim," ujarnya.


 

Sebelumnya Kompas TV memberitakan, pada Sabtu (1/10/2022), kericuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3.

Kekalahan itu diduga menjadi penyebab sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 131 orang, sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang luka berat.



Sumber : Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x