Kompas TV feature tips, trik, dan tutorial

Konstruksi Bangunan Disebut Penyebab Banyak Korban Gempa Cianjur, Ini Cara Bangun Rumah Tahan Gempa

Kompas.tv - 23 November 2022, 14:47 WIB
konstruksi-bangunan-disebut-penyebab-banyak-korban-gempa-cianjur-ini-cara-bangun-rumah-tahan-gempa
Contoh rumah tahan gempa yang dibangun Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar kegempaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Danny Hilman Natawidjaja, menyebut konstruksi bangunan sebagai salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya banyak korban jiwa akibat gempa Cianjur.

Danny menyebut kebanyakan rumah di Indonesia tidak dipersiapkan untuk konstruksi tahan gempa. Bahkan, banyak juga rumah yang tidak memenuhi standar umum.

"Banyak rumah-rumah yangg dibangun malah tidak memenuhi standar yang umum juga, sehingga lemah sekali strukturnya. Jadi kalau digoyang (gempa) yang tidak keras pun sudah bisa roboh," kata Profesor Riset bidang Geologi Gempa dan Kebencanaan di Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Kebumian BRIN itu kepada KOMPAS.TV, Rabu (23/11/2022).

Untuk mencegah atau memperkecil dampak gempa bumi seperti yang terjadi di Cianjur dan sekitarnya pada Senin (21/11/2022), masyarakat perlu memahami cara membangun rumah tahan gempa. 

Baca Juga: Pakar Ungkap 3 Hal Penting Mitigasi Gempa Bumi: Konstruksi Bangunan hingga Pendidikan Masyarakat

Melansir dari situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada sejumlah syarat pokok rumah tahan gempa, yaitu:

1. Bahan bangunan

Bahan bangunan yang digunakan dalam membangun sebuah rumah tahan gempa harus berkualitas baik serta dikerjakan dengan benar. Masyarakat dapat menggunakan bahan yang terbuat dari beton, mortar, batu pondasi, batu bata, dan kayu.

  • Beton

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat campuran beton. Campuran beton terdiri dari semen, pasir, kerikil, dan air dengan perbandingan 1 : 2 : 3 : 0,5. Perlu diperhatikan penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit dan disesuaikan agar beton dalam keadaan pulen (tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental). 

Ukuran kerikil yang baik maksimum 20mm dengan gradasi yang baik. Selain itu, semen yang digunakan adalah semen tipe 1 yang berkualitas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)


  • Mortar

Campuran volume mortar memiliki perbandingan 1 semen : 4 pasir bersih : air secukupnya. Pasir yang digunakan sebaiknya tidak mengandung lumpur karena lumpur dapat mengganggu ikatan dengan semen.

  • Pondasi 

Pondasi terbuat dari batu kali atau batu gunung yang keras dan memiliki banyak sudut agar ikatan dengan mortar menjadi kuat.

  • Batu Bata

Batu bata yang baik memiliki ciri-ciri di antaranya bagian tepi lurus dan tajam, tidak banyak retakan, tidak mudah patah, dan dimensi tidak terlalu kecil dan seragam.

Selain itu batu bata yang baik akan bersuara lebih denting ketika dipukul satu sama lain. Batu Bata yang baik juga tidak banyak mengeluarkan gelembung dan tidak hancur saat direndam air.

Sebelum batu bata dipasang, lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit gingga tercapai penuh permukaan kering pada bata. Kemudian dikeringkan sebelum direkatkan dengan mortar. Hal ini dilakukan agar tingkat penyerapan bata terhadap air campuran mortar tidak terlalu cepat, karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan ikatan menjadi kurang kuat

  • Kayu

Kayu bahan bangunan yang berkualitas memiliki ciri-ciri keras, kering, berwarna gelap, tidak ada retak, dan lurus.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x