Kompas TV internasional kompas dunia

Biden dan Wapres AS Murka Polisi Pukuli Warga hingga Tewas: yang Disumpah Mengayomi Malah Membunuh

Kompas.tv - 28 Januari 2023, 18:38 WIB
biden-dan-wapres-as-murka-polisi-pukuli-warga-hingga-tewas-yang-disumpah-mengayomi-malah-membunuh
Ilustrasi. Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebelum pertemuan bilateral di Bali, Senin (14/11/2022). (Sumber: (Dokumentasi/Sekretariat Presiden))
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris mengutuk tindakan polisi Memphis, negara bagian Tennessee yang memukuli seorang warga, Tyre Nichols, hingga tewas. Video kejadian yang terekam body cam polisi dibuka ke publik pada Jumat (27/1/2023).

Melansir Associated Press, Biden mengutuk insiden ini dan mengaku "marah dan sangat sakit melihat video mengerikan tersebut." Ia menyebut orang-orang yang melihat video penyerangan Nichols "selayaknya marah."

Baca Juga: Aksi Lima Polisi AS Gebuki Warga Terekam Body Cam: Korban Mati, Pelaku Selebrasi

Di lain sisi, sang presiden meminta demonstran yang hendak menuntut keadilan atas kematian Nichols berdemonstrasi dengan damai. 

Sementara itu, Wakil Presiden Kamala Harris menyebut rekaman kejadian pembunuhan Nichols akan menjadi "luka terbuka yang tidak akan pulih sepenuhnya."

"Sekali lagi, Amerika berduka atas hilangnya nyawa seorang anak dan ayah yang dipangkas secara brutal di tangan mereka yang disumpah untuk melindungi dan mengayomi," kata Harris.

Kelima polisi yang terlibat penganiayaan Nichols telah didakwa dengan tuntutan pembunuhan, penyerangan, penculikan, penyelewengan wewenang, dan penganiayaan saat bertugas. Demonstrasi digelar di sejumlah kota usai video penganiayaan oleh lima polisi itu dirilis.

Tyre Nichols, karyawan perusahaan jasa antara FedEx, diketahui meninggalkan seorang putra berusia 4 tahun. Pria berusia 29 tahun itu dikenang keluarga dan teman-teman sebagai sosok yang murah hati dan mudah disukai.

Baca Juga: Tahun 2023 Belum Genap Sebulan, Sudah Ada 33 Penembakan Massal di Amerika


 

 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x