Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Pakar Rusia Akui Kegagalan Negaranya dalam Perang di Ukraina, Salahkan Intelijen

Kompas.tv - 4 Februari 2023, 18:43 WIB
pakar-rusia-akui-kegagalan-negaranya-dalam-perang-di-ukraina-salahkan-intelijen
Tentara Rusia berjaga di depan pembangkit listrik hidroelektrik Kakhovka di Kherson. Rusia menghadapi risiko parah bila Ukraina merebut Kherson. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Hariyanto Kurniawan

MOSKOW, KOMPAS.TV - Seorang pakar politik Rusia mengakui negaranya alami kegagalan dalam perang di Ukraina.

Pakar politik Rusia, Viktor Olevich, mengungkapkan hal itu dan menegaskan intelijen Rusia berperan dalam kegagalan negara Vladimir Putin tersebut.

Sejak melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, belum ada tanda-tanda Rusia akan menghentikan perang meski nyaris memasuki waktu setahun.

Baca Juga: Jerman Setujui Pengiriman Puluhan Tank Leopard 1 yang Sudah Tua ke Ukraina

Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Geraschenko, mencuitkan klip video acara TV Rusia yang menampilkan Olevich pada Jumat (3/2/2023).

“Jika intelijen kami begitu efektif, kenapa rencana untuk operasi militer khusus gagal sepenuhnya?” tutur Olevich dalam video tersebut.

“Sama sekali tak ada rencana B. Apa ini mengindikasikan bahwa intelijen kami efektif, atau sangat tidak efektif,” tambahnya.

Penasihat senior Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) Mark Cancian mengatakan, penilaian Olevich benar jika melihat 48 jam pertama perang.

Namun, ia tak setuju bahwa pendekatan Rusia mengalami kegagalan sepenuhnya.

Cancian menambahkan, Moskow mungkin tak memiliki rencana B saat melakukan operasi militer khusus.

Baca Juga: Kim Jong-Un Izinkan Tentara Korea Utara Panjangkan Rambut 3 Cm agar Tak Terlihat seperti Tahanan

Namun, ia meyakini Rusia telah mengembangkannya saat ini.

Menurut Cancian, Rusia saat ini mengontrol 18 persen Ukraina, dan telah membuat keuntungan dalam perang ini.

“Saya tak akan mengatakan kegagalan sepenuhnya, karena Rusia masih memiliki wilayah yang diduduki, namun itu bukan kesuksesan yang mereka kira,” ujarnya.

“Kedua pihak telah sangat adaptif,” sambung Cancian.

 



Sumber : Newsweek

BERITA LAINNYA



Close Ads x