Kompas TV regional sosial

Kemensos Evakuasi 18 Anak Korban Aksi Kekerasan Pengurus Panti Asuhan di Palembang

Kompas.tv - 27 Februari 2023, 20:01 WIB
kemensos-evakuasi-18-anak-korban-aksi-kekerasan-pengurus-panti-asuhan-di-palembang
Penanganan anak-anak korban kekerasan kekerasan di panti asuhan untuk asesmen di Sentra Budi Perkasa di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (27/2/2023). (Sumber: Kemensos)
Penulis : Gilang Romadhan | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Sentra Budi Perkasa di Palembang, Sumatera Selatan, Wahyu Dewanto menyebut tim Kementerian Sosial (Kemensos) telah mengevakuasi 18 anak korban aksi kekerasan pengurus panti asuhan yatim piatu dan dhuafa.

"Atas arahan Ibu Menteri, 18 anak telah mendapatkan perlindungan dan pendampingan di Sentra Budi Perkasa di Palembang. Dua anak kembar, kembali ke pengasuhan orang tuanya," ujar Wahyu, Senin (27/2/2023) dikutip dari Antara. 

Seperti yang diberitakan Kompas.tv sebelumnya, sebuah video aksi kekerasan pengurus panti asuhan di Palembang, viral di media sosial Instagram, Sabtu (25/2/2023). 

Baca Juga: Viral Aksi Kekerasan Pengurus Panti Asuhan di Palembang, Sekda Kunjungi Korban

Setelah diusut lebih lanjut, aksi kekerasan itu terjadi di sebuah panti asuhan di Kecamatan Ilir Timur, Kota Palembang. 

Aksi kekerasan fisik dan verbal dilakukan oleh pengasuh panti asuhan berinisial H (40). 

Wahyu menjelaskan bahwa aksi pemukulan dipicu karena salah satu korban D, yang merupakan penyadang disabilitias, buang air besar (BAB) di celana, lalu langsung mendirikan salat. Hal itu membuat H marah. 

Sejatinya, ada total 20 anak yang menjadi korban. Kemensos dan Sentra Budi Perkasa hanya mengevakuasi 18 anak. Sementara dua anak lainnya (kembar berusia 5,5 tahun), tidak menetap di panti, tetapi tinggal bersama orang tuanya. 

“Anak-anak di panti mengalami pemukulan dan kekerasan verbal termasuk D anak penyandang disabilitas. Kekerasan diduga dipicu oleh himpitan ekonomi dan kondisi sakit pada setahun terakhir berupa gangguan kecemasan (dalam proses pemeriksaan lebih lanjut). H menjadi cepat marah,” kata Wahyu.

Lebih lanjut, Wahyu memaparkan bahwa kekerasan lebih banyak dialami oleh anak-anak perempuan. Mulai dari bentuk kekerasan verbal macam hinaan dan cacian, hingga pemukulan dan dibenturkan ke dinding. 

Baca Juga: 7 Kasus Kekerasan Anak Muda yang Sempat Viral di Media Sosial, Termasuk Pembunuhan Ade Sara

Sentra Budi Perkasa berkomitmen untuk memberikan layanan pemulihan trauma psikis pasca kejadian. 

"Petugas Sentra telah memberikan pemulihan psikis berupa trauma healing dan hypnoterapi,” tegas Wahyu menambahi. 

Kemensos juga melakukan asesmen terhadap keluarga korban terkait dengan kondisi sosial ekonomi untuk perencanaan anak selanjutnya. 

Panti asuhan yatim piatu dan dhuafa tersebut berdiri sejak tahun 2009. Sumber biaya operasional panti berasal dari bantuan donatur tidak tetap dan juga dengan usaha H berdagang sembako di panti.

Fasilitas yang tersedia hanya 4 kamar, yakni 2 kamar perempuan untuk 5 orang/kamar dan 2 kamar laki laki untuk 4 orang/kamar.

Baca Juga: Eksploitasi dan Kekerasan Anak Jadi Dampak Negatif Pariwisata, Kemen PPPA Siapkan Panduan Pencegahan

 



Sumber : Kompas TV/Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x