Kompas TV entertainment lifestyle

Apa Penyebab Sindrom Tourette? Dialami Lewis Capaldi dan Kambuh Saat Konser

Kompas.tv - 28 Februari 2023, 15:51 WIB
apa-penyebab-sindrom-tourette-dialami-lewis-capaldi-dan-kambuh-saat-konser
Lewis Capaldi mengalami sindrom Tourette. (Sumber: Instagram)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tak banyak yang menyangka jika penyanyi Lewis Capaldi mengalami sindrom Tourette hingga gejalanya kambuh saat dia manggung di Frankfurt, Jerman, Selasa (21/2/2023).

Dalam konser tersebut, Lewis Capaldi menutup pertunjukan musiknya dengan menyanyikan “Someone You Loved”. Belum selesai lagu tersebut dibawakan, gangguan tic (gerakan berulang) muncul. 

Akibatnya, dia kesulitan bernyanyi lantaran gerakan kepala yang tidak dapat dikendalikan. Penonton pun berusaha membantunya menyelesaikan lagu itu. 

Baca Juga: Momen Haru Saat Lewis Capaldi Bernyanyi di Tengah Gejala Sindrom Tourette

Apa itu sindrom Tourette

Melansir Mayoclinic, sindrom Tourette adalah gangguan yang melibatkan gerakan berulang (tic motorik) atau suara yang tidak bisa dikendalikan (tic vokal). 

Tic, gerakan atau suara yang tiba-tiba, singkat, dan terputus-putus adalah tanda khas pada penderita sindrom Tourette. Tic ini dapat berlangsung ringan hingga parah. Tic sendiri diklasifikasikan menjadi dua:

  • Tic sederhana: tic yang tiba-tiba, singkat, dan berulang ini melibatkan sejumlah kelompok otot.
  • Tic kompleks: pola gerakan yang berbeda dan terkoordinasi ini melibatkan beberapa kelompok otot.

Baca Juga: Kisah Bocah Fanesa Pengidap Sindrom Langka, Kini Jalani Terapi Gratis

Contoh tic motorik sederhana, di antaranya mata berkedip, kepala menyentak, mengangkat bahu, hingga gerakan mulut. Adapun, tic motorik kompleks, seperti menyentuh atau mencium benda, mengulangi gerakan yang diamati, melangkah dengan pola tertentu, hingga melompak.

Contoh tic vokal sederhana, di antaranya dengkur, batuk, membersihkan tenggorokan, hingga gonggongan. Adapun, tic vokal kompleks, seperti mengulangi kata/frasa sendiri atau orang lain, menggunakan kata-kata vulgar, cabul, atau makian.




Sumber : Mayo Clinic, CDC


BERITA LAINNYA



Close Ads x