Kompas TV regional gaya hidup

Kisah Heri Pemad Membangun Wadah Seni Bernama Art Jog

Kompas.tv - 21 Maret 2023, 14:00 WIB
kisah-heri-pemad-membangun-wadah-seni-bernama-art-jog
Heri Pemad memiliki kisah unik dalam membangun Art Jog. (Sumber: Beginu/Medio by KG Media)
Penulis : Ristiana D Putri | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia adalah negeri yang memiliki beragam kesenian. Di dalamnya, ada berbagai kesenian yang tak ternilai harganya. Sayangnya, di negara ini minim apresiasi terhadap seni-seni tersebut hingga akhirnya berpengaruh terhadap kehidupan para seniman.

Untuk membantu hal itu, Heri Pemad, Pendiri Art Jog, pun berusaha mengedukasi seniman agar mereka juga mempertimbangkan situasi pasar. 

Hal ini ia sampaikan dalam perbincangannya bersama Wisnu Nugroho melalui siniar Beginu episode “Heri Pemad, Wadah Seni Bernama Art Jog” dengan tautan akses dik.si/BeginuHeriP2.

Mendirikan Art Jog dengan Modal Kepercayaan

Dalam mendirikan Art Jog, kisah Heri bermula dari kesanggupannya menjadi kurir. Bahkan, ia pun hanya bermodalkan kepercayaan seniman karena minimnya dana yang dia miliki saat itu. Ia menekankan, “Ketika kepercayaan didapat, itu modal penting saya.”

Baca Juga: Tomi Wibisono, Perkenalan dengan Politik dan Kenakalan

Jadi, ketika galeri membutuhkan karya-karya seni yang ingin dipamerkan, Heri pun menawarkan untuk mencari seniman dan kurator yang cocok dengan tema. Ia bahkan bisa mengantarkan kurator tersebut untuk mencari para seniman.

Muncul dari Permasalahan

Menjadi manajer seni, bahan-bahan literasi yang dibutuhkan untuk menunjang pengetahuan masih terbilang minim. Bahkan, Heri mengakui kalau ia belajar dari buku tata kelola musik yang ternyata alur kerjanya serupa.

Dari situ, ia belajar bagaimana bekerja sama dengan klien, tata kelola panggung, dan soal kontrak. Ia pun mulai menerapkan dan memberikan modifikasi dalam prosesnya. Satu hal yang sangat Heri tekankan pada para seniman adalah mereka harus bisa paham dasar-dasar hukum.

Heri menjelaskan alasannya, “Karena saya tahu ada beberapa seniman yang kehidupannya terzolimi.”



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x