Risiko Mengintai! Ini Bahaya Melewatkan Sahur: Dehindrasi hingga Penurunan Konsentrasi

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sahur merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan oleh umat Muslim yang tengah berpuasa. Sahur juga merupakan anjuran dari Rasulullah.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda: “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari-Muslim).

Dengan makan sahur, kita akan mendapatkan energi untuk berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. 

Baca Juga: Masjid Kampus UGM Gelar Sahur Bersama, Ada Menu Gudeg-Gulai Ikan Tuna, Catat Jadwalnya!

Melansir buku Puasa Ramadhan yang ditulis oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman dan Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, sahur memiliki sejumlah manfaat salah satunya menghindarkan diri dari hal-hal yang kurang baik.

Saat seseorang tidak makan sahur, mereka akan mudah lapar. Saat orang lapar, mereka cenderung bermalas-malasan karena tidak memiliki energi untuk beraktivitas. Orang yang lapar juga cenderung sulit menahan diri dari amarah.

Tak hanya itu, dari sisi kesehatan, melewatkan sahur dapat membawa dampak buruk bagi tubuh dan kesehatan. Melansir Islamic Relief, tidak makan sahur membuat risiko dehidrasi semakin tinggi.

Tidak makan sahur artinya memperpanjang durasi puasa. Artinya, tubuh hanya mengandalkan makanan terakhir yang masuk. Hal ini membuat Anda lebih mudah mengalami dehidrasi di siang hari dan menyebabkan rasa lelah, sakit kepala, dan masalah kesehatan lainnya.

Baca Juga: 7 Tips Mengatasi Perut Begah setelah Sahur, Pernah Mengalaminya?

Tanpa sahur, tubuh juga akan kekurangan energi, yang dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dan daya ingat. Hal ini tentunya akan sangat mengganggu saat menjalankan aktivitas sehari-hari, terutama bagi yang bekerja atau belajar.

Selain itu, tidak makan sahur juga membuat seseorang cenderung makan berlebihan saat berbuka puasa yang menyebabkan kenaikan berat badan.