JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan amal Charities Aid Foundation (CAF) kembali menobatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia. Indonesia menempati peringkat pertama dalam World Giving Index (WGI) 2022.
Laporan WGI 2022 CAF yang dirilis akhir pekan lalu, mengukuhkan Indonesia di peringkat pertama dengan skor 68 persen, lebih rendah tiga persen dibanding skor di tahun sebelumnya.
Pencapaian ini menempatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan dalam kurun waktu lima tahun berturut-turut.
Ketua Badan Pelaksana PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) Hamid Abidin dalam keterangannya, mengaku takjub atas prestasi yang ditorehkan oleh sektor filantropi Indonesia tersebut.
"Ini menunjukkan kuatnya tradisi menyumbang kita yang diinspirasi oleh ajaran agama dan tradisi lokal yang sudah dipraktikkan puluhan tahun," kata Hamid seperti dikutip dari Antara, Senin (24/10/2022).
Baca Juga: Iriana Jokowi Beri Bantuan Kemanusiaan di Ukraina: Moga-Moga Perang Berakhir, Merinding Saya Melihat
Menurut laporan WGI, Indonesia menempati dua peringkat teratas dari tiga kategori atau indikator yang menjadi ukuran WGI. Yakni menyumbang uang, menyumbang pada orang asing atau tidak dikenal, dan partisipasi dalam kegiatan kerelawanan atau volunterisme.
Hasil penelitian CAF menunjukkan 84 persen orang Indonesia menyumbang uang pada tahun 2021, jauh lebih tinggi dari skor rata-rata global (35 persen).
Persentase warga Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan kerelawanan juga tinggi (63 persen), hampir tiga kali lebih besar dari angka rata-rata global (23 persen).
Sementara persentase warga yang menyumbang untuk orang asing berjumlah 58 persen, sedikit lebih rendah dari angka rata-rata global (62 persen).
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Lepas Pengiriman Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Banjir Pakistan
Hamid menilai, hal itu disebabkan pengaruh ajaran keagamaan.
"Lalu keberhasilan para pegiat filantropi, khususnya filantropi Islam dalam menggalang, mengelola dan mendayagunakan donasi keagamaan juga berkontribusi pada pencapaian tersebut," ujar Hamid.
Ia menjelaskan, lembaga filantropi Islam, khususnya badan dan lembaga pengelola ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf) telah bermetamorfosis menjadi lembaga filantropi modern.
Filantropi Islam itu, lanjut dia, mengembangkan strategi penggalangan sumbangan keagamaan secara konvensional dan digital, serta menerapkan standar pengelolaan donasi secara transparan dan akuntabel.
Baca Juga: Meski Enggan Kecam Rusia, China Kirim Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp11,3 Miliar ke Ukraina
Filantropi Islam itu juga berhasil mengaitkan dan menyelaraskan program-program yang dijalankannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
"Tak heran jika perolehan donasi lembaga-lembaga filantropi Islam ini mengalami kenaikan selama pandemi, meski prosentase kenaikannya tidak setinggi di masa normal sebelum pandemi," tuturnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.