JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia Emas 2045 akan tercapai ketika sumber daya manusia unggul, demokrasi matang, pemerintahan baik, dan ada jaminan keadilan sosial.
Namun, dalam 10 tahun terakhir di era pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Indonesia belum pernah mencapai pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan, yakni 7 persen.
Tantangan yang dihadapi selama pemerintahan ini, terutama pandemi COVID-19, membuat prioritas bergeser dari ekonomi ke kesehatan.
Presiden terpilih Prabowo Subianto berkali-kali menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi 8 persen tidak bisa tercapai dalam waktu singkat, tetapi dapat diraih secara bertahap.
Secara historis, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan 8 persen, namun hanya 5 kali antara tahun 1961 hingga 2023.
Rata-rata pertumbuhan selama periode tersebut adalah 5,11 persen. Pertanyaan kini adalah, apakah Indonesia bisa mengulang masa keemasan pertumbuhan 8 persen?
Menurut Profesor Telisa Aulia dari Universitas Indonesia, jawabannya adalah bisa, dengan beberapa syarat.
Syarat pertama, kredit perbankan harus tumbuh 18 persen secara tahunan. Ini melampaui rata-rata pertumbuhan kredit dalam 16 tahun terakhir yang di kisaran 15 persen.
Syarat kedua, lapangan pekerjaan tumbuh 3 persen secara tahunan melampaui rata-rata pertumbuhan lapangan kerja dalam 16 tahun terakhir yang di kisaran 2 persen.
Kemarin LPEM FEB Universitas Indonesia dalam jurnal terbaru juga bilang yang dibutuhkan saat ini untuk menyelamatkan daya beli adalah lapangan kerja baru, bukan penciptaan wirausaha baru.
Syarat ketiga, investasi dengan proksi pembentukan modal tetap bruto harus tumbuh 7,8 persen atau di atas rata-rata 5,6 persen selama periode pengamatan.
Keempat, pengeluaran pemerintah harus didorong tumbuh ke 7,8 persen, di atas rata-rata pertumbuhan historis pengamatan sebesar 6,2 persen.
Baca Juga: Dahnil Anzar Sebut Prabowo Ingin Pemerintahannya Bersih dan Bebas dari Praktik Korupsi
#ekonomi #prabowo #buruh
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.