Kompas TV entertainment film

Film "The Accident", ketika si Miskin Harus Dipersalahkan dan si Kaya Bebas Mengatur Rekayasa

Kompas.tv - 4 November 2024, 06:05 WIB
film-the-accident-ketika-si-miskin-harus-dipersalahkan-dan-si-kaya-bebas-mengatur-rekayasa
Adengan ketika Momcho di kantor polisi dalam film The Accident. (Sumber: Netflix)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah perayaan ulang tahun anak dari keluarga kaya (Rodrigo) yang direncanakan meriah, harus berakhir tragis. Bukan saja menyebabkan anak-anak tewas, tapi juga para orang tua harus berjibaku saling menyalahkan, bahkan saling menghancurkan untuk melindungi kepentingan masing-masing. 

Kisah dalam The Accident ini dibuka oleh Emiliano (dimainkan Sebastian Martinez), ayah yang kaya yang ingin memberikan kado dan kebahagiaan bagi anak lelakinya, Rodrigo. Dia pun mengundang para koleganya untuk hadir. Mereka semua orang-orang berada.

Moncho (dimainkan Silverio Palacios), sebagai pembantu di rumah Emmiliano, diminta untuk menyediakan balon raksasa tempat anak-anak bermain di halaman yang luas.

Namun, sebuah insiden yang sebenarnya sepele, justru berakhir fatal. Setelah bola raksasa mengembang, anak-anak bermain di dalamnya. Tapi satu pengait untuk menjaga bola itu ternyata lupa dipancangkan di tanah. Saat angin berembus kencang, anak-anak yang sedang bermain di atas balon raksasa itu terbawa ke udara, sebagian berjatuhan hingga tewas dan terluka. Hingga ada satu yang sempat hilang terbawa sampai ke hutan.

Baca Juga: Penayangan Serial Netflix Liam Payne "Building the Band" Dikabarkan Ditunda

Para orang tua sangat marah dan kesal atas kejadian yang menyebabkan nyawa anak-anak mereka hilang. Awalnya menduga hanya kecelakaan karena angin yang berhembus kencang. Namun kemudian diketemukan soal pancangan yang tidak dipasang. Sebagian orang tua marah, dan kemarahan ditujukan kepada Moncho, lelaki bertubuh pendek yang punya dua anak yang masih kecil.

Salah satu orang tua, El Charro (Alberto Guerra) yang anak lelakinya, Gabo, tewas, bertindak di luar batas. Dia mendatangi kediaman Moncho, menyeretnya keluar dan menyiksanya, disaksikan oleh orang tua lain yang ingin membalas dendam atas kematian anak-anak mereka. Bukan hanya itu, rumah Moncho bahkan dibakar habis.

Di kantor polisi, Moncho tidak mengakui perbuatannya. Dan memang, saat kejadian balon raksasa itu, pengait seharusnya dipancang oleh Emiliano sang majikan yang  juga tuan rumah acara. Sebab kala itu, Moncho diminta mengambil es ke dalam rumah dan Emiliano yang harusnya memancang.

Namun, dering telepon dari rekan bisnis membuat Emiliano lupa. Saking gembiranya mendapat kabar lewat telepon tentang urusan bisnis senilai 5 juta dolar, Emiliano masuk ke dalam rumah dan merayakan dengan rekan-rekannya yang lain. Sambil minum-minum. Ketika tragedi terjadi, Emiliano hanya terpana menyesali keteledorannya.

Baca Juga: Sinopsis Drakor Hellbound 2, Tayang di Netflix 25 Oktober 2024

Dia ingin mengakui kesalannya, tapi teman-temannya melarang. Sebab itu artinya merusak reputasi dan menghilangkan bisnis yang sudah di depan mata. Salah satu cara yang dinilai aman adalah tetap menyalahkan Moncho. Maka dibuatlah skenario bahwa Moncho yang teledor hingga anak-anak tewas.

Namun, ada kompensasi atas ini semua: istri Moncho akan mendapat rumah baru dan anak-anak mereka akan dikirim ke Amerika untuk sekolah.

Tapi persolan tidak sederhana. Ada El Charro yang berambisi menghilangkan nyawa Moncho, apa pun caranya. Dia membayar polisi hingga pengacara gadungan demi melenyapkan Moncho. Si miskin itu pun tewas di penjara, dan memang tidak ada yang peduli. Moncho pun disebut-sebut sebagai "si brengsek" yang layak mati karena tak ada yang bakal peduli dengan si miskin.

Film series yang disutradarai oleh Klych Lopez dan Gracia Querejeta, yang berlatar belakang Meksiko, itu sudah tayang di saluran layanan streaming Netflix sejak Agustus lalu. Film serial dengan 10 episode itu menampilkan manusia kaya dan papa di mata hukum. Si kaya bisa menawarkan apa saja demi menyelamatkan diri dan reputasinya. Sementara si miskin tak punya pilihan, kecuali digebukin, tak dianggap hingga mati di penjara. 

Namun ada satu hal yang tidak bisa dibeli: jeritan nurani terdalam setiap orang akan terus bersuara. Uang, kekuasaan dan kekerasan untuk menutupinya, perlahan akan tersingkap. 

Hal ini bukan saja terjadi di Meksiko, tapi di mana saja termasuk di Indonesia.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x