JAKARTA, KOMPAS.TV – Makanan yang digoreng seringkali lebih enak untuk dinikmati jika dibandingkan dengan ketika dimasak menggunakan metode lain. Sayuran pun biasanya turut digoreng untuk meningkatkan kualitas rasa yang dimilikinya. Meski banyak yang percaya bahwa sayur yang digoreng membuat nutrisi yang terkandung di dalamnya jadi hilang.
Fakta sayuran yang digoreng di antaranya sebagai berikut;
Melansir Healthline, metode menggoreng sayuran ada dua jenis, yaitu menggoreng dengan menenggelamkannya dalam minyak (deep fried) dan menggoreng dengan minyak sedikit atau juga dikenal dengan menumis.
Keduanya adalah metode yang bisa digunakan untuk menggoreng sayuran, tapi nyatanya risiko dari deep fried lebih besar daripada menumis sayuran. Sayuran yang dimasak secara deep fried ternyata menyerap lebih banyak minyak jika dibandingkan dengan yang ditumis.
Baca Juga: Sejarah Nasi Goreng, Menu yang Jadi Saksi Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan RI
Melansir Kompas.com, sayuran yang dimasak secara deep fried akan menyerap minyak jahat yang mengandung banyak lemak trans. Padahal, lemak trans ini sangat berbahaya untuk kesehatan jantung.
Mengutip Mayo Clinic, lemak trans meningkatkan jumlah kolesterol jahat di dalam tubuh sehingga risiko terkena penyakit jantung lebih besar.
Tidak hanya itu saja, sayuran yang menyerap minyak lebih banyak akan meningkatkan risiko penyakit lain, seperti diabetes tipe 2, obesitas, tekanan darah dan tekanan darah tinggi.
Akrilamida merupakan senyawa kimia yang akan terbentuk ketika makanan dimasak pada temperatur tinggi. Asam amino yang terkandung di dalam makanan akan bereaksi dengan gula ketika dimasak pada tekanan tinggi sehingga membentuk akrilamida. Akrilamida juga bisa terbentuk ketika sayuran digoreng.
Penelitian yang dilakukan oleh ahli dari Malaysia dan diterbitkan pada Jurnal Frontier in Nutrition pada tahun 2018 menyatakan, makanan yang mengandung akrilamida terbukti bisa menjadi penyebab kanker atau karsinogen pada tikus.
Meskipun tidak selalu menjadi penyebab kanker pada manusia, namun American Cancer Society tetap berpendapat bahwa ada kemungkinan untuk menjadi karsinogen untuk sebagian orang dengan kondisi tertentu.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.