JAKARTA, KOMPAS.TV- Setelah Taliban mengumumkan pemerintahan dan orang-orang yang duduk dalam kabinetnya, Rabu (8/9/2021) Amerika serikat dan Uni Eropa menyambutnya dengan waspada.
Apalagi, dari beberapa nama di yang masuk dalam jajaran pemerintahan, ada yang diincar untuk ditangkap Amerika.
Ketika para menteri yang baru diangkat dan wakil-wakil mereka mulai bekerja setelah mereka ditunjuk Selasa (7/9) malam, penjabat Perdana Menteri Mohammad Hasan Akhund mendesak mantan pejabat yang melarikan diri dari Afghanistan untuk kembali, dengan mengatakan keselamatan mereka akan dijamin.
"Kami telah menderita kerugian besar untuk momen bersejarah ini dan era pertumpahan darah di Afghanistan telah berakhir," katanya kepada Al Jazeera.
Puluhan ribu orang pergi setelah Taliban merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus menyusul kampanye militer kilat, banyak dari mereka para profesional yang takut akan pembalasan karena hubungan mereka dengan pemerintah yang didukung Barat.
Di Kabul, lusinan perempuan turun ke jalan lagi untuk menuntut perwakilan dalam pemerintahan baru dan agar hak-hak mereka dilindungi.
Secara lebih luas, orang-orang mendesak para pemimpin untuk menghidupkan kembali ekonomi Afghanistan, yang menghadapi inflasi yang tajam, kekurangan pangan yang diperburuk oleh kekeringan dan kemungkinan pemotongan bantuan internasional karena negara-negara menjauhkan diri dari Taliban.
Baca Juga: Klaim Lebih Inklusif, tetapi Tak Ada Representasi Perempuan di Kabinet Taliban
Amerika Serikat menggarisbawahi kewaspadaannya pada Rabu. "Ini adalah kabinet sementara," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan. "Tidak seorang pun dalam pemerintahan ini, baik presiden maupun siapa pun di tim keamanan nasional, akan menyarankan bahwa Taliban dihormati dan dihargai sebagai anggota komunitas global."
Pengumuman Taliban tentang pemerintahan baru pada Selasa secara luas dilihat sebagai sinyal bahwa mereka tidak ingin memperluas basis mereka dan menghadirkan wajah yang lebih toleran kepada dunia.
Kelompok itu telah berjanji untuk menghormati hak-hak orang dan tidak mencari balas dendam, tetapi telah dikritik karena tanggapannya yang keras terhadap protes dan perannya dalam evakuasi ribuan orang yang kacau dari bandara Kabul.
Baca Juga: Bentuk Pemerintahan Sementara, Taliban Janji Tak akan Ganggu Negara Lain
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington sedang menilai pengumuman Kabinet. "Tetapi meskipun menyatakan bahwa pemerintahan baru akan inklusif, daftar nama yang diumumkan hanya terdiri dari individu-individu yang menjadi anggota Taliban atau rekan dekat mereka, dan tidak ada wanita," katanya,
Sementara Uni Eropa menyuarakan ketidaksetujuan atas penunjukan sejumlah nama di kabinet baru Taliban. Namun, mengatakan siap untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan. Bantuan jangka panjang akan tergantung pada Taliban yang menjunjung tinggi kebebasan dasar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.