Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Soal Dugaaan Pembantaian Bucha, Indonesia Dukung PBB Bentuk Tim Investigasi

Kompas.tv - 8 April 2022, 02:25 WIB
soal-dugaaan-pembantaian-bucha-indonesia-dukung-pbb-bentuk-tim-investigasi
Ilustrasi. Situasi salah satu kuburan massal di Bucha, pinggiran Kiev, Ukraina, Senin (4/4/2022). Pasukan Rusia diduga mengeksekusi warga sipil selama menduduki daerah itu. (Sumber: Rodrigo Abd/Associated Press)
Penulis : Gilang Romadhan | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Indonesia mendukung PBB membentuk tim investigasi independen terkait dugaan pembantaian di Bucha, Ukraina.

PBB mendesak adanya investigasi mendalam, menyusul adanya dugaan pelanggaran HAM dalam perang yang dilakukan oleh Rusia. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Teuku Faizasyah menyesalkan pembantaian warga sipil di Bucha, Ukraina yang dilakukan oleh tentara Rusia. 

Baca Juga: Kesaksian Wakil Dewan Kota Bucha: Tentara Rusia Kirim Ransum ke Rubanah, Lalu Melempar Granat

"Kita sangat sesalkan dalam hal tersebut," sebut Teuku Faizasyah dalam pers briefing Kementerian Luar Negeri, Kamis (7/4/2022)

"Yang ingin digarisbawahi adalah Indonesia sangat mendukung langkah Sekjen PBB dan UNCHR untuk membuat tim investigasi independen atas apa yang terjadi di Ukraina. 

Menurut laporan BBC, Ukraina sendiri telah meluncurkan penyelidikan atas pembantaian Bucha ini. 

Hari Minggu, 3 April 2022, Jaksa Agung Ukraina Irina Venediktova menyebut setidaknya ada 410 mayat warga sipil yang ditemukan, puluhan di antaranya tergeletak di jalan-jalan. 

Foto-foto dan rekaman pembantaian warga sipil di Bucha yang telah beradar langsung dibantah oleh Rusia. 

Baca Juga: Rusia Tuduh Ukraina ‘Rekayasa’ Pembantaian Bucha, Setelah Pemeriksaan Fakta, Klaim Moskow Terbantah

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuding bukti-bukti pembantaian Bucha sebagai rekayasa dan provokasi anti-Rusia. 

Akan tetapi, semua argumen yang digunakan Rusia untuk mendukung klaimnya telah dibantah oleh para ahli. 

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x